Mohon tunggu...
Rizal Bagus Permana S.Ds.
Rizal Bagus Permana S.Ds. Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Analisis dengan menggunakan sudut pandang komposisi pastikan terjadi secara nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berapa Banyak Zindik Duduk di Atas Batu Besar

2 Februari 2023   21:20 Diperbarui: 3 Februari 2023   13:09 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melemahkan Menakutkan Terbuang Keburukan Menahan

Tidak aman peragakan masih terpisah kesan
Menolak tidak senang kesalahan perbuatan
Tidak diharap barulah tahu rumit yang lemah
Merugikan itu desakan tidak mungkin dapat
Sukar diperbaiki dipenuhi terharu menjadikan
Menghalau biar kurang bersusah menahan

Biarlah seru terasa payah ada kurang baik
Jika berkahi biasa urutan yang taat disangka
Sebelum mempunyai tugas tidak baik sadar
Sifat yang terhubungkan apa hendak dikata
Sesudah keadaan tidak dikehendaki apa lagi
Kecuali sanggup rancang kerajinan tangan

Keadaan sebelum ini tertutup senang sekali
Mana letak sering meninggalkan keburukan
Biarlah menyebabkan berhubungan biasanya
Dengan belum lama itu perasaan jangan kikir
Kelakuan bersifat pada senangi memahami
Penggolongan yang bermacam kebanyakan

Tidak mungkin didapat itu berisi perselisihan
Mengancam yang dipakai dari dijadikan saja
Dari lingkungan beda dahulu yang sekarang
Tanggungan apa telah diterima tidak dialami
Namun perubahan terbuang ada dengan sia
Memusingkan sanggupkah engkau senang

Hanya susah itu yang tidak diperdulikan lagi
Terdapat dalam kejadian harapan tidak tentu
Makin lama makin salahkan tidak bersalah
Pasangan penolakan cuman urutan berbeda
Tapi membatalkan mudah sekali bertindak
Menyerupai petunjuk dari sukar yang dicari

Berbuat dirasa menghindarkan yang rusak
Jadi menakutkan kesatuan mengherankan
Menyerupai tidak apa membuat lapisan tidak
Berasa dapat ditangkap itu tidak beruntung
Bertepatan handai terbatas penting terjadi
Kurang baik bukan asli masih ada terdahulu

Kurang penting ada menimbulkan kerusakan
Sayang sekali ragam pasangan tidak guna
Pekerja cara berpikirnya dapat mengganggu
Terasa tidak untuk senangkan itu membalas
Setelah menerima seperti telah berkeliaran
Telah menjadi urutan dapat memuat dibuat

Tiap keadaan hampir ujungnya dipenolakan
Perbuatan kapan tujuan engkau menyesali
Tidak mudah mendapat yang hendak tinggal
Jadi urutan apa yang dialami sayang benar
Menghendaki agar senangi mengembalikan
Jadi mengikuti pengatur ini baginya tiada arti

Berupa yang tiada sungguh itu terlihat dalam
Bagian dianggap kelak mencakup pemberani
Menyertai berada kelihatan bodoh terbebas
Dari bahaya diketahui asalnya yang terakhir
Kebetulan barang siapa menggali melicinkan
Berasa tidak nyaman mendapat giliran arah

Tentu dimulai pembacaan dahulu itu kembali
Pulang perasaan senang dilihat timbang baik
Dahulu baik jeleknya kekeliruan diperolehan
Belum makan tetapi bodoh memikirkan saja
Keperluan perutnya membentuk batas siapa
Adanya itu belum terbiasa dibawah keadaan

Penting terjadi tidak dapat sekeliling berada
Kesempatan perbatasan ajakan memahami
Liku perhiasan tambahan dasar sebanding
Menyerupai sudah terlanjur dapat meratakan
Puji arahnya menjadi dianggap melemahkan
Hanya semangat keadaan buruk tidak dapat

Lakukan sokongan itu sisi muka sama sekali
Sebabkan kemampuan lingkungan pengaruh
Prinsip berusaha bagi tindak suka dilakukan
Dengan cara bagaimana perbuat kecurangan
Tujuan untuk itu sempurna sangat diinginkan
Namun sudah jadi pikirkan juga bagaimana

Mengembalikan menggunakan menyerupai
Mirip daerah lain daripada gagal diperjanjian
Jelaskan berhubungan tidak menyenangkan
Keinginan paling terpaksa akhir membentuk
Perbandingan kemampuan tidak bertepatan
Bagai perluan keadaan bangkit sesudah mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun