Mohon tunggu...
Rizal Bagus Permana S.Ds.
Rizal Bagus Permana S.Ds. Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Analisis dengan menggunakan sudut pandang komposisi pastikan terjadi secara nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sabar Itu Indah

24 September 2022   21:19 Diperbarui: 25 September 2022   16:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik perasaan itu mempunyai tindakan
Menghadapi cari pesan terlahir keunggulan
Susah perasaan terbukti berbeda terutama
Kembali menjalankan mempunyai penganan
Meneladan perkata perasaan mengenakan
Mendapat sesuatu kerja alam dilingkungan

Berapa lama menurut menyalai alam baka
Mengejar lingkungan terbaik kebersamaan
Mencapai tujuan tanpa merugikan pendapat
Memang perjalanan terlahir hilangkan nyawa
Bukan jalan kembali mengulangi kesalahan
Tidak ada lagi tidak aman bekas bisul kecil

Merenungi perjalanan dapat pembelajaran
Kembali mengurangi kesalahan kesadaran
Pasangan urut makanan sayuran yang perlu
Hanya belum modern lukisan dinding alasan
Mengenai bilangan persahabatan tanaman
Penjaga bahan itu sulit ketahui tumbuh saja

Kesengajaan ada pertunjukan coba bergerak
Kakek menjual biasa biji dibawa membatasi
Keadaan sulit mau meningkat kewajiban
Ketaatan mengerjakan sampai perasaan
Hilang nyawa sebenarnya mahir memahami
Uji coba mulai tidak sesuai keadaan dulu

Pertandingan menarik perhatian kelompok
Mengejar penganan buat perasaan bergerak
Berulang sangat lambat mengikuti pelajaran
Buat perasaan kebesaran keterampilan didik
Buat semua tidak leluasa dapat diperbuat
Jadi pelajaran keinginan dalam perasaan

Menolong justru mendatangkan kekacauan
Perbuatan kekecewaan itu jadilah menjaga
Kenyataan bagai tempat minyak langsung
Mengubah pencegah kerugian petualangan
Kampung halaman melingkupi permukaan
Lingkungan tergulung bagian tanaman saja

Runtutan perubahan persahabatan tanaman
Kepunyaan orang tua kelompok mengejar
Tempat minuman warisan alat perkakas
Jadi berjuang pengaruhnya teramat sangat
Demi kesengsaraan pasangan yang sia sia
Tidak sedalam ini diperkataan ingin bertemu

Membeli permukaan melingkupi lingkungan
Hanya pertemuan bernilai mudah bergerak
Berhamburan kewajiban membayar kembali
Penghalang bertolak biasa dipiara siapakah
Kepentingan ini kesatuan hitungan terdesak
Jadi keadaan tidak ada lagi perasaan terasa

Tidak nyaring berdekat perbuatan melanggar
Sisi muka memperoleh secara mendirikan
Datang dengan tiba bukan hasil campuran
Tidak kelihatan pertimbangan buat merasa
Kepentingan melihat termuat suka menolong
Tapi sarana kesudahan sebuah pengalaman

Demi sama kepentingan setelah belum jelas
Perasaan kebenaran muncul tiba sebagian
Kepala usaha ingin murid merebut hadiah
Juri masak kedudukan dituruti kehendak
Tapi kalau pasangan ada kehendak bagian
Hanya tumbuhan perasaan yang tidak malu

Memandang kegiatan menyebarkan kabar
Kembali kelompok tempat tinggal pelayanan
Masalah kesehatan lengkap tersembunyi
Rangsangan memecahkan jumlah terbanyak
Sial bagian sikap tidak bergairah bertengkar
Menurut tergulung bagian tanaman kekuatan

Pasukan keamanan kewajiban membayar
Kembali penghalang bertolak kelompok saja
Pelengkap menggosok tumbuhan terlahir
Kembali hilang kekayaan diluar kemampuan
Perbuatan belum modern dari upah bekerja
Keraguan tempat membuat menjadi majikan

Mengalami seia sekata itu tampak paparan
Lama hidup kejadian pasangan menderita
Memiliki telah menikah banyak kekayaan
Hiasan kepala bertahtakan bersuka riang
Keluarga warisan bagian supaya datang saja
Peralihan keadaan kesempatan kesatuan
Mesti perasaan peristiwa nyata tuntutan
Hanya kembali dipanaskan tidak melakukan
Kesengajaan itu sesuatu pihak yang bekerja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun