Mohon tunggu...
Rizal Bagus Permana S.Ds.
Rizal Bagus Permana S.Ds. Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Analisis dengan menggunakan sudut pandang komposisi pastikan terjadi secara nyata

Selanjutnya

Tutup

Money

Desain Produk Kolam Ikan Hias di Dalam Ruangan dengan Memanfaatkan Bahan Alami

7 Maret 2021   00:02 Diperbarui: 8 Maret 2021   11:07 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@ AQUASCAPE UD MANDIRI LANCAR JAYA P SARTIM

Pada masa pandemi seperti saat ini, bisnis ikan hias masih stabil. Apalagi banyak orang yang menjalani WFH atau work from home mulai bosan dengan rutinitas rumah dan mencari hobi baru seperti memelihara ikan hias. Kalau bisnis sedang naik atau turun itu sudah  biasa terjadi, kalaupun turun tidak terlalu anjok masih dalam batasan wajar. Seorang ibu rumah tangga berasal dari Kampung Ciampea Bogor, Jawa Barat bernama Yuni memulai usaha ikan hias sejak lima tahun yang lalu. Ci Yuni mengaku mulai menekuni usaha ikan hias setelah bisnis ikan patin yang ia jalani selama 10 tahun mulai memasuki masa sulit. Karena harga jual ikan patin terlalu murah, sehingga keuntungan yang didapatkan sulit menutupi modal yang dikeluarkan. Selama 10 tahun ci yuni merintis usaha ikan patin. Tapi harganya terus tertekan, dan keuntungannya terus menipis, sementara beberapa biaya untuk pembesaran ikan patin tidak murah, karena pakan obat yang harus diimpor. Ci Yuni mengatakan, usaha ikan hias yang telah dirintis saat ini lebih menguntungkan dari pada ikan patin sebelumnya. Bahkan, jika dibandingkan dengan usaha ikan hias, keuntungan bisnis ikan patin adalah 1 banding 3. Ikan patin kalau panen 100.000 sampai dengan 150.000, untungnya sangat kecil. Kalau ikan hias panen 50.000 sampai 60.000 ekor, paling besar bisa dapat Rp 7 juta dikurangi dengan biaya-biaya. Sehingga pendapatan bersihnya dapat Rp 4 juta (kompas.com).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya perbaikan struktur ekonomi masyarakat pembudidaya ikan di penghujung 2020. Tercatat Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Desember 2020 senilai 101,24 naik 0,58 poin dibanding November yang mencapai 100,65. Di samping itu, Nilai Tukar Usaha Pembudidayaan Ikan (NTUPi) juga naik 0,77 poin dari periode November sebesar 100,94 menjadi 101,72 pada Desember lalu (liputan6.com).  

Stres merupakan respons tubuh terhadap tantangan dan keinginan. Semua orang pasti pernah merasakan stres ketika segala sesuatu terjadi di luar harapannya atau tekanan yang tengah dihadapi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa memiliki hewan peliharaan dapat membantu meringankan atau bahkan mengatasi stres (kompas.com).

Cara paling mudah untuk menghilangkan stres yaitu dengan memilihara ikan hias. Banyak manfaat yang didapatkan jika memilihara ikan hias didalam rumah. Semakin banyak ikan yang berhasil dirawat akan semakin banyak yang akan mengurangi tingkat stres dipikiran. Sehingga segera buat tempat penangkaran ikan sendiri di rumah. Kebanyakan penangkaran ikan atau kolam terdapat diluar ruangan karena mendapatkan energi alam yang lengkap seperti matahari, air, udara, tanah dan terpenuhi makanannya. Sedangkan didalam ruangan energi alam tidak dapat masuk karena terhalang oleh rumah. Karena fungsi dari rumah adalah melindungi manusia dari binatang dan suasana alam. Sehingga peneliti memilih untuk membuat desain kolam ikan didalam ruangan dengan memanfaatkan bahan alami dan buatan untuk berbudidaya ikan hias didalam rumah. Apabila ikan diletakkan didalam ruangan kondisi ikan akan tetap terjaga dari predator yang terdapat dialam. Oleh karena itu dibutuhkan ukuran yang luas dengan ukuran yang besar bisa menampung banyak ikan didalamnya. Sehingga Kolam menjadi bermanfaat untuk tempat berbudidaya seperti didalam tambak.
 
Studi Kasus


Studi kasus yang telah dilakukan penelitian adalah melakukan observasi di Tambak Sawahan Daerah Karangbinangun Lamongan. Peneliti melakukan berbagai kegiatan observasi pengamatan, atau wawancara terhadap objek studi dengan tujuan untuk memperoleh keterangan atau informasi mengenai fakta yang ada.

Alamat : Dusun Banjaranyar Desa Banjarejo Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan.

Desa Banjarejo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan. Mata pencaharian di desa banyak berasal dari para petani. Kawasan di desa masih dipenuhi dengan profesi para pertanian yang begitu lengkap. Terdapat beberapa lahan tambak dan sawah yang digunakan untuk berwirausaha. Usaha yang dilakukan yaitu berbudidaya ikan dan menanam tanaman. Untuk lahan tambak digunakan usaha mengembangbiakan ikan seperti udang, bandeng, bader, mujaer dan sombro. Sedangkan lahan sawah digunakan sebagai tempat bercocok tanam seperti menanam padi, jagung, kacang, mangga dan pisang. Perbedaan lahan yang digunakan terlihat dari kedalam tanah. Lahan tambak memiliki kedalam tanah yang lebih dalam dari pada lahan sawah. Sehingga lahan tambak digunakan untuk berbudidaya ikan dan lahan sawah digunakan untuk bercocok tanam.

 Apabila berbudidaya dilakukan di alam, musuh para petani adalah hewan yang hidup di alam sekitar. Seperti sistem rantai makanan waktu pelajar sekolah dasar. Contohnya seperti dilahan sawah yang digunakan untuk bercocok tanam adalah padi dimakan tikus dan tikus dimakan kucing. Sedangkan contoh lain berbudidaya ikan didalam tambak adalah ikan dimakan biawak dan Biawak dimakan pengurai (konsumen ke 4).  

 Ketika sedang melakukan usaha pasti terdapat banyak rintangan dan halangan. Salah satunya yaitu memiliki saingan dalam mencari makan. Karena setiap manusia masih membutuhkan makanan. Jika ingin membeli makan manusia membutuhkan uang. Apabila digambarkan secara visual sama seperti rantai makanan. Ketika menjalani hidup semua orang membutuhkan uang. Sehingga uang menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan (konsumen  tingkat ketiga). Semua itu tergantung pikiran seseorang. Karena yang tau bagaimana keadaan tubuhnya adalah titik fokus diri sendiri yang memiliki peran untuk memutuskan dalam mengelola pikiran. Kebanyakan orang saling mengejar tujuan masing-masing. Sehingga tidak bisa perduli dengan orang lain.  
 
Pernahkah setiap orang berfikir untuk menyediakan makanan sendiri. Sehingga kebutuhan tiap orang terpenuhi. Bayangkan jika tetangga kalian menyediakan kebutuhan yang tidak ada didalam keluarga. Sedangkan keluarga kalian sendiri itu berdagang. Bukankah tidak mungkin jika sesama pedagang akan saling membeli dagangan milik orang lain sesuai kebutuhannya saat itu. Akan tetapi pedagang juga harus berbagi jika tokonya telah dikenal dari yang lainnya. Apabila proses tersebut terjadi setiap orang bisa dikategorikan memenuhi makanan masing-masing. Tanpa harus merebut jatah makan orang lain. Meskipun berprofesi sama akan tetapi kebutuhan setiap orang itu berbeda. Sehingga tidak mungkin jika proses tersebut tidak bisa.  

Coba bayangkan saja melakukan usaha seperti petani. Musuh di alam sangatlah banyak sehingga keluarlah produk untuk meracuni hewan. Meskipun keadaan seperti itu para petani tetap berusaha untuk bersahabat dengan predator di alam. Apapun cara yang dilakukan bakalan mengeluarkan banyak biaya untuk membunuh musuh dalam berusaha. Sehingga menjalin hubungan dengan musuh adalah cara terbaik untuk menekan biaya pengeluaran. Karena secara kesadaran diri petani adalah satu contoh konsumen tingkat ketiga. Telah memberi makan pada musuh terbesarnya. Jadi belajarlah seperti pikiran seorang petani biar terbiasa menjalankannya.

Melakukan proses seperti ini semua orang bisa sama-sama belajar untuk perduli dengan memenuhi kebutuhan orang lain. Saling berbagi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jika proses tersebut tercapai setiap orang yang berhasil akan terlahirkan kembali dan menjadi seseorang konsumen tingkat ke 3. Insyaallah akan bertahan lama dan bahagia secara bersama-sama.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun