Mohon tunggu...
rizal rais
rizal rais Mohon Tunggu... -

>>>ketika manusia menyadari kekurangannya maka seharusnyalah dia sadar bahwa berbagi adalah jalan keluarnya<<<

Selanjutnya

Tutup

Puisi

hanya sedikit puisi rindu

13 Agustus 2010   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesekali aku menatap bulan separuh

yang setengahnya tertutup awan kelabu

walau di sekitarnya masih tertata gemintang seribu

tapi entah kenapa warnanya menjadi abu-abu

aku masih mencoba mencarimu

dijalan kerikil dan berbatu

ketika tak terhitung lagi tembok-tembok yang gagah menghadangku

maka semuanya kuhancurkan dengan palu semangatku

kepastianku pada hati akan selalu kujaga

jika suatu hari sosokmu akan kumiliki

tidak hanya sebatas kulit yang sebentar hidup sebentar mati

tapi kuingin memiliki seluruhmu, bahkan mendekapmu hingga lelah menghampiri

kita sedang saling mencari

namun kenapa sekarang ini takdir sedang ingin menceritakan sejarah yang lain

apakah karena gelisahku pada rasa sakit di masa lampau

atau karena kecewamu pada beberapa kekasih yang mencampakkanmu

terkadang aku begitu sedih melihat sepasang dewa berpelukan begitu mesra

memamerkan bahagia yang begitu ingin kumiliki hingga lanjut usia

apakah memang belum waktunya bersama

atau pesimisme yang menari disekitarku yang membuatku begitu gerah

oh angin...

yang berhembus pada cinta yang tidak bersembunyi dikemunafikan

yang tidak menggigigl pada dinginnya rapuh bersimbah harapan

kuingin kau mendekat, menjamahku dengan kesucianmu

tepat di inti hati yang selalu menantikanmu

oh waktu...

tunggu aku dipersimpangan nyawaku

berikan aku sedikit saja detik-detik menyambut bahagiaku

karena akan kupersembahkan padanya cinta yang menggebu

bukan sekedar nafsu, bukan sekedar pelengkap rasa rindu

oh bulan separuh...

engkau pasti bisa mengerti keadaanku

betapa sendiriku hanya ditemani dengan suara yang menyerertku ke pintu jahannam

mencoba mengirimku ke lembah hina penuh raksasa dosa

memaksaku dengan perintah-perintah yang memekakkan telinga

oh kekasihku...

peluklah aku dengan hangatmu

dengan sejuta rasa yang tersimpan di lipatan relungmu

sekali saja, sekali saja

dengan sungguhmu, dengan sungguhmu

karena sebelum malaikat pencabut nyawa menjemputku

aku hanya ingin mengatakan padamu

“ betapa yakinku selalu kujaga selama ini

bahwa kau pasti akan kumiliki “

( 200110. 10:25 wita. Rizal Rais. Untuk sendiriku, untuk penantianku )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun