Mohon tunggu...
Rizal Abdillah
Rizal Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Travel Blogger | Instagram: _hellorizal Email: rizal.abdillah97@gmail.com blog: www.rizalbackpack.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Eksotika Desa Budaya Pampang Samarinda

4 April 2016   22:49 Diperbarui: 4 April 2016   23:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Desa Budaya Pampang Samarinda, Kalimantan Timur"][/caption]Cuaca cukup cerah menyinari alam, pagi yang segar memberikan kami kesempatan untuk melakukan perjalanan yang jauh demi menyapa eksotika keindahan budaya tradisional suku dayak kenyah di sebuah desa pelosok yang bernama Pampang. Butuh waktu sekitar 4 jam bagi kami dari Balikpapan menuju ke desa budaya Pampang yang terletak jauh sekitar 20 km dari Samarinda-Bontang.

Tepat pukul 12 siang kami pun sampai di gerbang menuju desa Pampang, namun perjalanan kami masih sekitar 5 km untuk menuju ke sebuah lamin dimana sebuah pertunjukkan kesenian budaya tradisional suku dayak di gelar. Hutan alami yang hijau dan bukit-bukit menemani kami selama perjalanan ke Desa Pampang. Sesampai di Lamin Desa Pampang kami pun membayar tiket masuk sekitar Rp15.000,- / Orang.

Kami berjumpa dengan masyarakat-masyarakat dayak asli yang mendiami desa yang indah ini. Tampak pernak-pernik juga ia jajakan di sekitar kawasan lamin. Namun jam menunjukkan pukul 2 siang, kami pun harus segera masuk ke sebuah lamin yang cukup luas untuk menikmati pertunjukkan berupa tarian tradisional beserta alat musik khas mereka yakni sape. Tarian pertama mereka yaitu Tari Kanjet Lamadalasan yang dibawakan oleh seorang laki-laki tua dengan tameng dan parang. Tari ini adalah tari untuk menyambut tamu.

[caption caption="Tari Kanjet Lamadalasan"]

[/caption]Dan masih banyak pula tari-tarian yang mempesona mereka tunjukkan, dan beberapa tarian juga mengajak kami untuk menari bersama. Begitu ramah mereka menyambut kami di desa yang sulit untuk saya lupakan. Murah senyum pula mereka berikan pada kami. Rasa bangga dari diri saya untuk mereka yang masih mencintai dan melestarikan kebudayaan mereka walau kini mereka sudah tercampur dengan modernisasi.

[caption caption="Senyuman Sambutan Penari Dayak"]

[/caption]Dayak tidak hanya terkenal dengan tarian enggang saja tapi juga ada beberapa tarian yang menggunakan gaya perang dan bahkan juga ada beberapa tarian yang unik yaitu Hudoq sebuah tarian dimana para penarinya menggunakan topeng yang seram namun itu sangat mempesona.

[caption caption="Tarian Hudoq yang Mempesona"]

[/caption] Waktu menunjukkan Pukul 5 dan pegelaran pertunjukkan pun selesai dan kini saatnya untuk sesi foto dimana untuk berfoto dengan masyarakat dayak yang terkenal memiliki kuping panjang haruslah membayar sekitar Rp25.000-35.000 / 4 Foto. Kesempatan tidak akan saya sia-siakan saya pun menyempatkan diri berfoto pula dengan penarinya walau tidak bersama masyarakat kuping panjang.

Hari pun mulai gelap, kami pun mengakhiri perjalanan di Desa Pampang. Berat kaki untuk meninggalkan sebuah desa indah dan membanggakan ini. Saya bangga melihat mereka yang masih mencintai kebudayaan nenek moyang mereka. Saya berharap suatu saat nanti saya bisa menyapa kembali desa mereka.

Salam dari timur Borneo..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun