Berbagai infeksi bakteri, virus, dan parasit yang parah dapat menyebabkan hiperpireksia.
Infeksi yang dapat menyebabkan hiperpireksia termasuk tetapi tidak terbatas pada:
- Infeksi bakteri S. pneumoniae, S. aureus, dan H. influenzae
- infeksi virus enterovirus dan influenza A
- infeksi malaria
Sepsis juga dapat menyebabkan hiperpireksia. Sepsis adalah komplikasi yang mengancam jiwa dari infeksi. Dalam sepsis, tubuh Anda melepaskan berbagai senyawa ke dalam aliran darah Anda untuk membantu melawan infeksi. Ini kadang-kadang dapat menghasilkan respons peradangan parah yang dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan organ.
Untuk mendiagnosis penyebab hiperpireksia infeksi, dokter akan mengambil sampel untuk menguji keberadaan mikroorganisme. Tergantung pada sifat dari infeksi yang dicurigai, sampel ini dapat berupa sampel darah, sampel urin, sampel tinja, atau sampel dahak. Dokter Anda kemudian dapat mengidentifikasi agen infeksi menggunakan berbagai kultur atau metode molekuler.
2. Anestesi
Dalam keadaan langka, paparan beberapa obat anestesi dapat menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi. Ini disebut sebagai hipertermia maligna (kadang-kadang disebut hiperpireksia maligna).
Rawan hipertermia maligna adalah herediter, yang berarti dapat diturunkan dari orangtua ke anak.
Hipertermia maligna dapat didiagnosis dengan menguji sampel jaringan otot. Jika Anda memiliki kerabat yang memiliki hiperpireksia ganas, Anda harus mempertimbangkan untuk diuji kondisinya.
3. Obat lain
Selain obat anestesi, penggunaan obat resep tertentu dapat menyebabkan kondisi di mana hiperpireksia adalah gejala.
Contoh dari salah satu kondisi tersebut adalah sindrom serotonin. Kondisi yang berpotensi mengancam jiwa ini dapat disebabkan oleh obat serotonergik, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs).