Mohon tunggu...
Rizal FaqrulFebri
Rizal FaqrulFebri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggerakkan Roda Ekonomi Pedagang Pentol dan Tiwul Jingglong di Masa Pandemi

8 September 2021   08:34 Diperbarui: 8 September 2021   08:44 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 3. Proses penjemuran tiwul instan, 15 Agustus 2021)

Kelurahan Jingglong merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Kelurahan ini terdiri dari dua dusun yakni Dusun Jingglong dan Dusun Bening. Untuk infrastruktur, di Kelurahan Jingglong cukup memadai, dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang ada seperti jalan raya, sekolah, sarana kesehatan, dan sarana prasarana lainnya. Secara umum Kelurahan Jingglong memiliki potensi yang besar dibidang industri atau wirausaha. Beberapa usaha mikro yang dikelola warga diantaranya konveksi, kuliner, mebel dan lain -- lain. 

Dari beberapa bidang usaha tersebut yang paling menonjol adalah di bidang kuliner, yang paling terkenal yakni industri sambel pecel "Lambe Ndower" yang pernah dipercaya sebagai partner salah satu maskapai penerbangan dan produksi jenang "Jarkasi" yang telah dikirim di beberapa daerah. 

Selain kedua usaha kuliner tersebut masih banyak UMKM dibidang kuliner lainya yang tersebar di Kelurahan Jingglong seperti sale pisang, stik bawang, keripik pisang, madu, frozen food, kue basah dan masih banyak lagi. Walaupun tidak sebesar kedua industri sebelumnya, tetapi dalam kondisi pandemi covid 19 sektor wirausaha / UMKM tetap berusaha survive dan bertahan walaupun banyak tantangan yang melanda para pelaku UMKM tersebut. Tidak terkecuali adalah UMKM sasaran dari penulis yakni produksi pentol skala rumahan milik ibu Windy serta usaha produksi nasi jagung dan nasi tiwul kering milik bapak Karni.

Pada sasaran pertama yakni produksi pentol skala rumahan milik ibu Windy. Usaha milik ibu Windy ini sudah ada sejak tahun 2015. Ibu Windy melakukan produksi pentol ini dirumahnya dengan dibantu suaminya dalam memasarkan produknya, sebelum pentol di produksi (dicetak), untuk meracik adonannya ibu Windy biasanya melakukan penggilingan di pasar dengan bahan utama daging ayam dan sapi, selain itu juga dicampur berbagai rempah dan tepung tapioka. 

Sebelum pandemi dalam satu minggu beliau dapat melakukan dua sampai dengan tiga kali produksi pentol, dalam satu kali produksi dapat mencetak sekitar 1200 pentol. Tetapi semejak pandemi ini beliau hanya melakukan dua kali bahkan pernah hanya satu kali produksi saja.

Dalam proses pemasaran beliau mengalami kesulitan karena adanya penurunan, pada hari biasa penjualan pentol berkisar 200 - 300 biji dan 400 biji dihari minggu ataupun libur. Sampai saat ini beliau menjual pentol tersebut masih dengan cara konvensional, yakni bergantung dengan tempat wisata bendungan Wlingi Raya yang ada di Kabupaten Blitar. 

Suami beliau kontrak di objek wisata tersebut dengan membayar iuran tiap tahun. Suami ibu Windy menjajakanya menggunakan gerobak dan dibungkus menggunakan plastik biasa. Ibu Windy menuturkan bahwa ketika pandemi, tempat wisata Wlingi Raya sering diberlakukan jam buka dan tutup, apalagi banyak polisi yang selalu keliling yang membuat orang lewat pun sepi dan ketika PPKM karena adanya kebijakan pemerintah objek wisata tersebut sering ditutup. 

Karena ini merupakan usaha satu -- satunya dari ibu Windy maka beliau tentu merasa sangat kesulitan atas hal tersebut. Ibu Windy sebenarnya tertarik untuk memasarkan produknya melalui media sosial, bahkan beliau juga sudah mempunyai sarana komunikasi berupa handphone android. Tapi beliau masih kebingungan bagaimana cara promosi serta menawarkan produk tersebut. 

Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 2. Penulis bersama sasaran produksi pentol, 14 Agustus 2021)
Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 2. Penulis bersama sasaran produksi pentol, 14 Agustus 2021)

Pada sasaran kedua yakni UMKM produksi nasi jagung dan nasi tiwul kering skala rumahan milik bapak Karni, usaha ini sudah ada sejak tahun 2019 dalam proses pembuatanya dikerjakan langsung oleh bapak Karni dan dibantu oleh anaknya, sedangkan istrinya bertugas dalam pengemasan produk tersebut. Produk utama dari usaha ini adalah nasi jagung kering, sedangkan untuk nasi tiwul keing masih sangat baru yakni berjalan sekitar satu bulan. 

Dalam proses produksinya biasanya dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi setelah mendapatkan supply jagung yang berkualitas beliau langsung menjemur jagung agar kering sehingga memudahkan dalam proses penggilingan. Proses penggilingan ini ada dua macam, yang pertama penggilingan pemisahan batang jagung (janggel) dan biji jagung. Yang kedua, penggilingan untuk memisahkan mata jagung dan biji jagungnya. 

Setelah proses penggilingan selesai, maka jagung akan dimasukkan tong dengan tujuan agar tidak terkontaminasi serangga serta hewan lainya. Selanjutnya masuk proses perendaman selama kurang lebih 24 jam agar ketika jagung dihaluskan tekstur jagung tidak begitu keras. Setelah itu jagung dihaluskan, dan selanjutnya jagung yang sudah halus akan diberi air sesuai takaran (dipuyoni) hal ini bertujuan agar ketika dimasak hasilnya bagus dan tekstur jagung menjadi pulen. Selanjutnya masuk ke proses pengukusan menggunakan kompor dan dilanjutkan penjemuran kembali sebelum akhirnya dikemas menggunakan plastik dengan berat masing -- masing 3 ons.

Untuk proses pembuatan tiwul kering bapak Karni membeli gaplek (pohung) dalam bentuk sudah kering, selain harganya lebih murah juga mempercepat proses produksi tiwul kering ini. Jadi setelah mendapatkan bahan baku gaplek (pohung) yang kering maka gaplek akan direndam (digombang), proses ini sangatlah penting karena sangat menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan. Dalam perendaman ini ada dua kali proses, untuk perendaman yang pertama bertujuan menghilangkan kotoran dan jamur pada gaplek (pohung). Sedangkan untuk perendaman ke dua agar menghilangkan bau tidak enak (langu) dan mempengaruhi warna produk. 

Setelah proses perendaman maka masuk ke proses penjemuran dengan mengandalkan sinar matahari. Selanjutnya setelah kering, gaplek (pohung) akan di giling halus seperti tepung dan dimasukkan tong untuk menghindari serangga dan hewan lainya. Setelah itu adalah proses pemasakan, tapi sebelum dimasak gaplek (pohung) yang sudah halus juga diberi air agar ketika dimasak akan mendapatkan tekstur yang pulen serta dapat matang dengan baik. 

Setelah dimasak akan di jemur dan diteruskan proses pengemasan. Untuk pengemasan tiwul kering ini takaranya juga sama dengan nasi jagung kering yakni 3 ons per bungkus.

Untuk proses pemasaran produk dijalankan oleh bapak Karni sendiri yakni dengan membawa produk nasi jagung kering dan tiwul kering untuk dititipkan ke toko -- toko kelontong serta beliau juga membawanya ke pasar menggunakan gerobak untuk dijual langsung. 

Dalam proses penjualan, beliau juga mengalami penurunan penjualan dimasa pandemi yakni setiap harinya masing -- masing produk terjual berkisar 10 kemasan perhari. Karena proses produksinya yang panjang dan tidak sebentar terkadang membuat bapak Karni kesusahan dalam menjual produknya. Dengan adanya PPKM toko kelontong yang menjadi akses berjualan bapak Karni juga sering tutup, hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat penjualan beliau menurun.

Dengan paparan permasalahan diatas Rizal Faqrul Febri Anto sebagai salah satu mahasiswa pelaksana KKN Back To Village III di Kelurahan Jingglong tertarik untuk menjadikan kedua UMKM tersebut sebagai sasaran. Oleh karena itu penulis mengambil topik Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat / UMKM Terdampak Covid 19. Dengan harapan dapat meningkatkan omset penjualan yang sedang menurun serta mendorong kembali roda pemasaran kedua sasaran melalui berbagai program kerja yang telah disusun dalam KKN Back To Village III Universitas Jember ini.

Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 3. Penulis bersama sasaran melakukan proses pengemasan produk, 15 Agustus 2021)
Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 3. Penulis bersama sasaran melakukan proses pengemasan produk, 15 Agustus 2021)

Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 3. Proses penjemuran tiwul instan, 15 Agustus 2021)
Sumber : Dok. Rizal Faqrul (Gambar 3. Proses penjemuran tiwul instan, 15 Agustus 2021)
Ada minggu pertama Rizal menganalisis kondisi dari masing -- masing sasaran guna mendapatkan data untuk menyusun bisnis model canvas yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan program agar tepat dan sesuai terhadap kebutuhan masing -- masing sasaran. Selain itu Rizal juga memberikan sosialisasi mengenai branding kepada kedua sasaran dengan mendatangkan mentor yang pengalaman dibidang sosial media marketing. 

Dengan sosialisasi tersebut  kedua sasaran menjadi lebih paham begitu pentingnya branding produk untuk meningkatkan nilai dari produk mereka. Untuk minggu kedua, Rizal menawarkan inovasi kepada pelaku UMKM produksi pentol yakni menambahkan varian produk serta memperbarui kemasan berupa kotak plastik dengan diberi label sebagai bentuk branding dari produk pentol tersebut. 

Dalam minggu kedua, juga dibuat label produk untuk UMKM nasi jagung dan tiwul kering agar menambah value dari produk tersebut, selain itu juga dilakukan foto produk sebagai bahan untuk media promosi di social media, serta pembuatan banner produksi. 

Untuk minggu ketiga, akan diadakan sosialisasi pemasaran digital dengan mengundang mentor agar lebih optimal. Pada minggu ketiga juga diadakan praktek memasarkan produk dengan facebook serta whatsapp, dalam praktek ini kedua sasaran akan dibantu oleh anaknya. Mulai minggu ketiga ini dan minggu berikutnya juga penjualan produk akan naik dua kali lipat selain penjualan online sasaran juga mendapatkan mitra baru yang secara berkelanjutan mengambil produk dari sasaran tersebut.

Rizal berharap, dengan adanya kegiatan KKN Back To Village ini dapat membantu perekenomian para pelaku UMKM  menjadi lebih baik serta manfaat yang didapatkan dari semua kegiatan bisa dirasakan secara berkelanjutan. Semoga mereka terus semangat dan bertahan di situasi pandemi Covid-19 yang bahkan tidak tahu sampai kapan akan berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun