Mohon tunggu...
Rizal KurniawanHidayat
Rizal KurniawanHidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Saya memiliki hobi membaca, menulis, dan traveling. Saya juga aktif dalam berbagai aktifitas kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kala Kesungguhan Dibalas Dengan Penghianatan

25 Desember 2024   18:35 Diperbarui: 25 Desember 2024   18:35 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Detik demi detik terus kulalui. Kala itu, seakan duniaku penuh warna. Seakan kebahagiaan itu takkan mungkin berakhir. Saat tertawapun tanpa beban. Senyum terbit di bibir, seperti takkan pernah hilang.
Benih-benih kasih masih tumbuh subur, laksana bunga yang selalu mekar. Segenap jiwa ragaku, kupersembahkan untuk kasih sayangku. Sungguh, tak ada niat, meski hanya sebiji zarah, untuk bermain-main dengan rasa itu.  Keinginanku kala itu adalah menjaga perasaan itu hingga desah nafas terakhir.
 
Namun, saat rasa itu kian tumbuh, saat cinta kasihku kian mekar, justru badai datang dari rasa yang telah kujaga selama ini. Ya, sebuah penghianatan terjadi. Penghianatan yang mirip dengan kisah sejarah tentang raja Gelang-gelang yang bernama Jayakatwang, kala itu menghianati cinta kasih yang telah diberikan raja singhasari. Kala itu, raja Singhasari yang terakhir, Baginda Sri Kertanegara, tak kurang-kurang memberikan Jayakatwang rasa cinta kasih. Sebagai contoh, sebuah pembagian kekuasaan berupa wilayah di Kediri telah diberikan ke Jayakatwang oleh Baginda Sri Kertanegara. Bahkan, untuk mempererat hubungan antara Singhasari dengan Kediri, Baginda menikahkan putri bungsunya dengan putra Jayakatwang, yaitu Ardaraja. Namun, kebaikan yang setulus itu dibalas dengan penghianatan yang menyakitkan berupa penyerangan dan penghancuran kerajaan Singhasari, hingga mengakibatkan mangkatnya Baginda Sri Kertanegara beserta permaisuri dan putri bungsunya.
Saat membaca kisah itu, aku pun teringat dengan penghianatan yang kualami. Ditengah usaha menjaga cinta kasihku, dia malah membuatku berbalik membencinya dengan apa yang ia lakukan. Semasa masih denganku, ternyata ia sudah menyemai padi di ladang lain. Berat memang, namun aku harus memilih untuk melepaskan.
Sejak saat itu,kebohongan demi kebohongan pun mulai terungkap. Seakan semesta tau apa yang terjadi padaku, aliran warta deras mengalir dan membasahi luka jiwaku.
Namun, aku berhasil menghempaskan rasa itu jauh-jauh. Dan kini, aku menganggap selama waktuku bersamanya, kini tiada arti bagiku. Kini, yang tersimpan dihatikuhanyalah keinginan untuk menggapai rembulan, agar hidupku senantiasa terang dan bahagia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun