Wajahnya terpahat di bintang-bintang langit,
Sebuah cinta yang bersinar sepanjang malam.
Setiap matahari terbenam, rindu tumbuh berkembang,
Dalam pujian cinta, ia merangkai mimpi-mimpi.
Pujian asmara, layaknya nyanyian malam,
Melodi lembut mengalun dalam kerinduan.
Setiap detik, dalam doa-doa diam,
Dia menari bersama bayang cinta yang membelai.
Matahari terbit, menyinari cinta yang tersirat,
Seakan membangunkan bunga-bunga rindu yang terlelap.
Puisi cinta ditulis di sehelai senja,
Menyatakan perasaan dalam huruf-huruf indah.
Cinta di depannya bagai lukisan abadi,
Warna-warna menciptakan cerita asmara.
Dalam senyumnya, terpancar sinar kasih,
Seakan-akan dunia berputar dalam dekapan cinta.
Pujian asmara yang tak terhingga,
Merayap di dalam dirinya seperti angin.
Dia merajut mimpi di malam yang hening,
Menyimpan rindu di dalam pusaran asmara yang tak terbatas.
Sejuta bintang menyaksikan pujian cinta,
Yang dilantunkan dalam doa dan impian.
Seseorang memuja asmara dalam diam,
Mengukir cerita indah di sepanjang waktu yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H