Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Pustakawan - pekerja lepas

hoby nulis beberapa tahun terakhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menari di Pelangi Pendidikan

18 Desember 2023   19:42 Diperbarui: 18 Desember 2023   20:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara lonceng berdentang memecah keheningan pagi di Desa Kecil, tempat di mana Aulia, seorang gadis bersemangat, memulai perjalanan pendidikannya. Desa itu tidak memiliki sekolah yang layak, tetapi Aulia memiliki tekad yang kuat untuk mengejar impian pendidikannya.

Setiap hari, Aulia berjalan kaki melintasi hamparan sawah dan hutan untuk mencapai sekolah terdekat. Sekolah itu sederhana, hanya terdiri dari beberapa ruang kelas yang serba sederhana. Meskipun demikian, semangat guru dan murid di sana begitu besar.

Namun, tantangan sebenarnya baru dimulai. Aulia menyadari bahwa kurangnya sarana dan prasarana pendidikan menghambat kualitas pembelajaran. Buku yang lusuh, meja yang rusak, dan papan tulis yang buram menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, Aulia tidak menyerah. Dia menggali pengetahuannya dengan tekun, berbagi buku dengan teman-temannya, dan membantu memperbaiki meja dan kursi yang rusak.

Seiring berjalannya waktu, Aulia mulai menyadari bahwa tantangan itu tidak hanya bersumber dari kurangnya fasilitas fisik, tetapi juga dari kesenjangan dalam sistem pendidikan. Beberapa anak di desanya terpaksa putus sekolah karena faktor ekonomi, sementara yang lain kesulitan mengakses literatur dan teknologi. Aulia memutuskan untuk bertindak.

Bersama teman-temannya, Aulia mengorganisir program bimbingan belajar untuk anak-anak yang kesulitan. Mereka mengumpulkan buku-buku bekas dari masyarakat sekitar dan mendirikan perpustakaan kecil di desa mereka. Inisiatif ini memberikan akses kepada anak-anak untuk memperdalam pengetahuan mereka di luar ruang kelas.

Tidak berhenti di situ, Aulia dan teman-temannya merencanakan kunjungan ke sekolah-sekolah di desa-desa sekitar untuk berbagi pengalaman dan saling belajar. Mereka mendiskusikan cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah mereka dan merancang solusi konkret.

Prestasi Aulia dan teman-temannya menarik perhatian pemerintah setempat. Mereka mulai melibatkan komunitas dalam merancang kebijakan pendidikan yang lebih inklusif. Bersama-sama, mereka memperjuangkan perubahan positif dan menyuarakan hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

Cerita Aulia bukan hanya tentang perjalanan pribadinya melalui pendidikan, tetapi juga tentang bagaimana semangat dan kegigihan seorang anak dapat merubah dunia sekitarnya. Di ujung perjalanan ini, Aulia dan teman-temannya berhasil menciptakan pelangi pendidikan di desa mereka, memberikan harapan dan inspirasi bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun