Dalam lorong kelabu, cerita terulang,
Cinta yang gagal, seperti catatan yang tak kunjung padam.
Setiap langkah, derita yang terus berputar,
Dalam tari luka, hati merintih dalam getar.
Senandung pahit, lantunan kegagalan,
Cinta yang mati, namun membara dalam kenangan.
Setiap detik, merasakan hampa yang terus berdenyut,
Dalam gemuruh kekecewaan, luka terus tumbuh.
Pada setiap pelukan, kilasan kehancuran,
Cinta yang runtuh, bagai reruntuhan di dalam jiwa.
Setiap kata, menorehkan pedih yang tak terobati,
Dalam bisikan kegagalan, hati terpuruk terus terperangkap.
Melodi kegagalan, mengalun di ruang sepi,
Cinta yang layu, memenuhi udara dengan kehampaan.
Setiap harap, seakan sirna dalam kegelapan,
Dalam kerinduan yang tak terpuaskan, kisah terus terulang.
Namun, di dalam kegagalan, ada pelajaran yang terukir,
Cinta yang kandas, membawa hikmah yang tersembunyi.
Setiap retak, merangkai kekuatan yang baru,
Dalam redupnya kegagalan, tumbuh kematangan yang membara.
Mungkin cinta yang terus teruskan ini kegagalan,
Namun, di setiap kehancuran, ada benih pertumbuhan.
Dalam puisi kehidupan yang tak lekang oleh waktu,
Kegagalan cinta, memberikan pelajaran tentang keberanian dan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H