Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Pustakawan - pekerja lepas

hoby nulis beberapa tahun terakhir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Pahit

16 Desember 2023   10:54 Diperbarui: 16 Desember 2023   11:04 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam lorong kelabu, cerita terulang,

Cinta yang gagal, seperti catatan yang tak kunjung padam.

Setiap langkah, derita yang terus berputar,

Dalam tari luka, hati merintih dalam getar.

Senandung pahit, lantunan kegagalan,

Cinta yang mati, namun membara dalam kenangan.

Setiap detik, merasakan hampa yang terus berdenyut,

Dalam gemuruh kekecewaan, luka terus tumbuh.

Pada setiap pelukan, kilasan kehancuran,

Cinta yang runtuh, bagai reruntuhan di dalam jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun