Mohon tunggu...
Masrizal Umar
Masrizal Umar Mohon Tunggu... -

http://linkedin.com/in/masrizal\r\nhttp://masrizal-gati.blogspot.com\r\nhttp://sintola-solusindo.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Li Na Si "Bunga Emas" Membuat China (Asia) Bangga, Indonesia (Kita) Bagaimana?

7 Juni 2011   08:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:46 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberhasilan Li Na mengukir sejarah dalam ajang tenis internasional seusai menjadi juara Perancis Terbuka, Sabtu (4/6/2011), mendapat sambutan luar biasa. Para pendukung olahraga di China melukiskannya sebagai sebuah "keajaiban" karena pemain berusia 29 tahun itu akhirnya menobatkan diri sebagai pemain pertama dari Asia yang menjuarai sektor tunggal sebuah grand slam. Demikian kutipan berita dari Kompas.Com (AFP). Li Na meraih trofi di Roland Garros setelah di final menang straight set 6-4, 7-6 (7/0) atas juara bertahan dari Italia, Francesca Schiavone.

Ini bukan saja menjadi kebanggaan bagi China tapi juga menjadi kebanggan masyarakat Asia, karena memang selama ini sangat sulit bagi petenis-petenis dari Asia apalagi untuk petenis pria, memang selama ini lebih banyak mengenal beberapa petenis wanita Asia yang maju di pentas Grand Slam seperti Kimiko Date dari Jepang. Memang dulu pernah ada pemain pria keturunan Asia Michael Chang (USA) - (en.wikipedia.org/wiki/Michael_Chang ) yang juga mengejutkan tenis dunia dengan menundukkan Stefen Edberg di Perancis Terbuka (French Open) tahun 1989. Setelah itu selain Michael Chang tidak ada terdengar lagi petenis Asia atau Keturunan Asia yang menjuarai Grand Slam.

Makanya pantas rakyat China euforia dan berpesta sewaktu menyaksikan Li Na berhasil menundukkan Francesca Schiavone, dan berhak dengan trofi Grand Slam pertama dalam karirnya. Sebelumnya pada bulan January lalu, Li Na juga sudah berhasil masuk Final pada Australian Open, Li Na tampil sangat impresif di semifinal, Pada saat itu pemain berusia 28 tahun ini, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, berhasil mengalahkan pemain nomor satu dunia asal Denmark, Caroline Wozniacki, dengan 3-6, 7-5, 6-3. Sehingga di final, Li Na bertemu dengan unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters., dan akhirnya memang harus menyerah ditangan petenis putri andalan Belgia tersebut.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari keberhasilan Li Na menjadi orang asia pertama yang menjuarai Grand Slam - Perancis Open, bahwa kalau kita tekun dan sungguh-sungguh belajar dan berlatih maka kita Insya Allah akan berhasil, Kalau istilah atau jargon yang digunakan oleh Ahmad Fuadi pengarang buku best Seller "Negeri 5 Menara" dan sekuelnya "Ranah 3 Warna", "Manjadda Wajadda" siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil dan ini juga sudah di buktikan juga oleh A. Fuadi sendiri walaupun sekolah di pesantren bisa berhasil mendapat 8 beasiswa di Mancanegara dari Amerika sampai Eropa dan memang luar biasa prestasi yang dibesarkan ditepian Danau Maninjau ini. Sehingga apa yang sudah diraihnya dan diceritakan dalam novelnya menjadi inspirasi buat kita semua.

Kembali ke masalah pembinaan olah raga di tanah air, cenderung banyak sekali organisasi pembinanya banyak ditunggangi oleh kepentingan politik mulai dari kasus PSSI yang lagi ramai-ramainya sehingga masih dibayang-bayangi oleh sanksi dari badan tertinggi sepak bolah dunia FIFA, demikian juga dengan pembinaan olah raga unggulan Indonesia yaitu Bulutangkis semakin tahun semakin melorot peringkatnya bahkan dalam event Piala Sudirman di China beberapa minggu lalu Team Indonesia dianggap "Team Underdog" benar-benar memalukan sebagai bangsa tempat belajar pebulutangkis dari negara lain bahkan nama pialanya juga diambil dari Tokoh Bulutangkis Indonesia Bapak Sudirman. Mana sekarang "pengganti" Susi Susanti, Rudi Hartono, Lim Swie King, Taufik Hidayat, padahal penduduk kita lebih dari 220 juta.

Belajar dari prestasi yang diraih oleh Li Na semenjak dia berkarir profesional sendiri, Seperti laporan Kompas.com, Li, yang ketika masih kecil mempunyai potensi menjadi pemain bulu tangkis, membuat keputusan untuk mengubah haluan. Sebelum memasuki usia remaja, dia beralih ke tenis, dan terjun ke lapangan sebenarnya pada 2004, setelah meninggalkan kuliahnya di universitas.

Meskipun dalam perkembangannya dia menuai kesuksesan, termasuk menjadi orang pertama dari China yang meraih gelar WTA pada tahun 2004 dan yang pertama masuk perempat final grand slam di Wimbledon dua tahun kemudian, Li tetap menemui hambatan untuk membuktikan standar tenis China.

Setelah mengalami sejumlah polemik dengan media lokal dan otoritas tenis China atas rutinitas pelatihan dan pembayaran, pada tahun 2009 Li bersama empat pemain putri top lainnya diizinkan untuk mengelola karier sendiri alias menjadi profesional (tidak masuk pelatnas). Dengan demikian, mereka sendiri yang menanggung keuntungan dan kerugiannya.

Sehingga seharusnya di Indonesia untuk kepengurusan Dunia Olahraga atau organisasi pembinanya diserahkan kepada orang yang benar-benar ingin memajukan dunia olah raga bukan tempat berkantor setelah tidak mendapat jabatan di pemerintahan atau militer atau partai politik, sehingga agar tidak "post power syndrome" berusaha untuk menjadi petinggi organisasi olaharaga dengan pengaruh dan jaringannya, sehingga hasilnya yang didapat yang seperti sekarang ini, di lingkup ASEAN (Sea Games) keok sama Thailand dan Vietnam, sementara di Asia dan Dunia apalagi makin parah. Bahkan kasus yang terbaru dana untuk pembangunan untuk Sea Games juga dimaling serta demikian juga APBD untuk sepakbola di Korupsi, mungkin karena memang negara kita sudah menjadi "Negara Para Maling?" benar-benar memalukan dan memuakkan..entahlah..apa yang ada dalam benak mereka?...

Salam

@Macademy2407 : @Rizal2407

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun