Mahasiswa Jantra FISIP dan FIB Berbakti Desa KKN Universitas Brawijaya Kelompok 16 mewawancarai pengrajin mendong di Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Pada Hari Senin (8/7/2024) dan Hari Minggu (14/7/2024) dalam upaya mengenalkan kerajinan mendong ke masyarakat luar.
Memiliki kekayaan alam yang melimpah, Desa Blayu yang berlokasi di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang memiliki satu sumber daya alam yang paling menonjol, yaitu rumput mendong. Rumput yang dapat tumbuh panjang dan memiliki bunga di pucuknya ini dapat diolah menjadi berbagai kerajinan, seperti tas, tikar, keranjang, kurungan burung, dan banyak kerajinan menarik lainnya.
Kurangnya pemasaran terhadap kerajinan mendong mengakibatkan turunnya minat masyarakat akan kerajinan itu sendiri. Hal ini juga berdampak pada banyaknya pengrajin mendong yang beralih ke profesi lain dikarenakan pekerjaan tersebut yang sudah tidak terlihat menarik lagi. Variasi kerajinan mendong yang mulanya banyak ditemui di Desa Blayu pun kian terkerucut menjadi beberapa saja, seperti tikar, keranjang parcel, serta barang setengah jadi, yaitu tali tampar.
“Penjualan dan Peminat Kerajinan Mendong ini sudah mulai berkurang dan menurun semenjak beberapa tahun belakangan ini, kalah saing dengan kerajinan lain. Dari segi harga kerajinan mendong ini cenderung lebih mahal dibanding kerajinan lain. Mengingat kerajinan mendong ini terbuat dari tumbuhan, tentunya perlu perawatan rutin agar kerajinan awet dan bertahan lama, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya minat masyarakat untuk membeli kerajinan mendong” Ujar Bapak Kepala Desa.
Demi meningkatkan minat masyarakat, kelompok 16 FBD Jantra KKN Universitas Brawijaya berupaya meningkatkan potensi kerajinan mendong dengan promosi melalui sosial media. Hal ini dilakukan dengan tahap awal mewawancarai dan mendokumentasikan pengrajin dengan tujuan untuk menggali informasi tentang apa-apa saja yang dapat disorot dari mendong.
Kegiatan promosi kerajinan mendong ini dibuat dalam bentuk infografis, serta konten video yang dibungkus dengan narasi dan penyorotan video yang menarik. Video-video tersebut menunjukkan apa itu mendong, bagaimana proses pembuatan kerajinan mendong, dan hasil-hasil kerajinan mendong antara lain, yaitu tikar, keranjang parcel, dan tali tampar. Konten-konten promosi kerajinan mendong yang dihasilkan di Desa Blayu kemudian diunggah melalui platform sosial media Instagram dengan nama pengguna @minadongcrafting.
Tak hanya dipromosikan dalam bahasa Indonesia, promosi kerajinan mendong juga dilakukan dalam bahasa Inggris. Penambahan ragam bahasa dalam promosi dan pengenalan kerajinan ini bertujuan untuk mencapai masyarakat luar yang lebih luas lagi.
Program kerja ini merupakan program berkelanjutan yang nantinya akan dilanjutkan oleh Beberapa Ikatan Pemuda setempat yang telah dikumpulkan menjadi satu organisasi guna mengelola media sosial yang nantinya akan dijadwalkan tiap minggunya untuk mengunggah konten-konten menarik terkait kerajinan mendong.
Program kerja publikasi kerajinan mendong melalui sosial media oleh kelompok 16 FBD Jantra KKN Universitas Brawijaya ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menguntungkan para pengrajin di Desa Blayu dengan meraih atensi dari masyarakat luar terhadap kerajinan mendong dan menginspirasi masyarakat dalam desa untuk melestarikan kerajinan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H