Mohon tunggu...
Muhammad Rizal Nugraha
Muhammad Rizal Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa Aktif Fakultas Ilmu Budaya Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Potensi Mendong di Desa Blayu: Mahasiswa FBD 16 KKN UB Bantu Promosikan Kerajinan Mendong melalui Sosial Media Berbasis Dua Bahasa

30 Juli 2024   10:18 Diperbarui: 30 Juli 2024   10:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi : Mahasiswa KKN FBD Jantra 16 melakukan wawancara dan dokumentasi Kerajinan Mendong di salah satu rumah pengrajin

Mahasiswa Jantra FISIP dan FIB Berbakti Desa KKN Universitas Brawijaya Kelompok 16 mewawancarai pengrajin mendong di Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Pada Hari Senin (8/7/2024) dan Hari Minggu (14/7/2024) dalam upaya mengenalkan kerajinan mendong ke masyarakat luar.

Dokumentasi Pribadi : Potret tanaman mendong di Desa Blayu
Dokumentasi Pribadi : Potret tanaman mendong di Desa Blayu

Memiliki kekayaan alam yang melimpah, Desa Blayu yang berlokasi di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang memiliki satu sumber daya alam yang paling menonjol, yaitu rumput mendong. Rumput yang dapat tumbuh panjang dan memiliki bunga di pucuknya ini dapat diolah menjadi berbagai kerajinan, seperti tas, tikar, keranjang, kurungan burung, dan banyak kerajinan menarik lainnya.

Dokumentasi Pribadi : Proses Pembuatan Tali tampar, salah satu kerajinan mendong setengah jadi.
Dokumentasi Pribadi : Proses Pembuatan Tali tampar, salah satu kerajinan mendong setengah jadi.

Kurangnya pemasaran terhadap kerajinan mendong mengakibatkan turunnya minat masyarakat akan kerajinan itu sendiri. Hal ini juga berdampak pada banyaknya pengrajin mendong yang beralih ke profesi lain dikarenakan pekerjaan tersebut yang sudah tidak terlihat menarik lagi. Variasi kerajinan mendong yang mulanya banyak ditemui di Desa Blayu pun kian terkerucut menjadi beberapa saja, seperti tikar, keranjang parcel, serta barang setengah jadi, yaitu tali tampar.

Dokumentasi Pribadi : Salah satu rumah pengepul Kerajinan Mendong berupa Tikar di Desa Blayu
Dokumentasi Pribadi : Salah satu rumah pengepul Kerajinan Mendong berupa Tikar di Desa Blayu

“Penjualan dan Peminat Kerajinan Mendong ini sudah mulai berkurang dan menurun semenjak beberapa tahun belakangan ini, kalah saing dengan kerajinan lain. Dari segi harga kerajinan mendong ini cenderung lebih mahal dibanding kerajinan lain. Mengingat kerajinan mendong ini terbuat dari tumbuhan, tentunya perlu perawatan rutin agar kerajinan awet dan bertahan lama, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya minat masyarakat untuk membeli kerajinan mendong” Ujar Bapak Kepala Desa. 

Dokumentasi Pribadi : Mahasiswa KKN FBD Jantra 16 melakukan wawancara dan dokumentasi Kerajinan Mendong di salah satu rumah pengrajin
Dokumentasi Pribadi : Mahasiswa KKN FBD Jantra 16 melakukan wawancara dan dokumentasi Kerajinan Mendong di salah satu rumah pengrajin
Demi meningkatkan minat masyarakat, kelompok 16 FBD Jantra KKN Universitas Brawijaya berupaya meningkatkan potensi kerajinan mendong dengan promosi melalui sosial media. Hal ini dilakukan dengan tahap awal mewawancarai dan mendokumentasikan pengrajin dengan tujuan untuk menggali informasi tentang apa-apa saja yang dapat disorot dari mendong.

Kegiatan promosi kerajinan mendong ini dibuat dalam bentuk infografis, serta konten video yang dibungkus dengan narasi dan penyorotan video yang menarik. Video-video tersebut menunjukkan apa itu mendong, bagaimana proses pembuatan kerajinan mendong, dan hasil-hasil kerajinan mendong antara lain, yaitu tikar, keranjang parcel, dan tali tampar. Konten-konten promosi kerajinan mendong yang dihasilkan di Desa Blayu kemudian diunggah melalui platform sosial media Instagram dengan nama pengguna @minadongcrafting.


Tak hanya dipromosikan dalam bahasa Indonesia, promosi kerajinan mendong juga dilakukan dalam bahasa Inggris. Penambahan ragam bahasa dalam promosi dan pengenalan kerajinan ini bertujuan untuk mencapai masyarakat luar yang lebih luas lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun