Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Bukan) Belah Duren [FF Rangkat]

31 Mei 2011   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sial bener aku hari ini” Mas Hans ngomel sendiri di pos ronda, repotter yang ada di sebelahnya cuma diam saja. “Akhir bulan, duit cuma tersisa buat tiga kali makan, plus sebungkus rokok djaja eh malah kena apes lagi.” Omelan Mas Hans berlanjut. “Makanya mas, inget pesen orang tua, dicium, diraba, dibayar lalu dibawa.” Akhirnya repotter menjawab dengan sekedarnya. “Soalnya hasratku sudah tidak tertahan, membayangkan kulitnya yang kuning, aku jadi ngiler sendiri” Mas Hans masih berapi-api. “Apalagi aroma harum yang tercium benar-benar membuat ku ingin segera mencicipinya”.

Tiba-tiba Ki Ade muncul dan ikut nimbrung, “Sepertinya kalian sedang ngomongin yang hot-hot, kasih tahu Ki Ade dong, Siapa?Kapan?Dimana?Bagaimana caranya?aku juga pengen nyobain” Mas Hans dan Repotter tiba-tiba ngakak bersama. “Oh mau nyoba ki? Silahkan dengan senang hati dan ikhlas Hans berikan, tuh masih ada, selamat menikmati “Durian anyep” ya Ki". Mas Hans dan Repotter pun tos bersama.

* durian anyep : sebutan untuk durian yang terasa hambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun