Mohon tunggu...
Riza Khoerunisa
Riza Khoerunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang minat membaca karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kupu-Kupu dari Semenanjung Korea

4 September 2024   14:22 Diperbarui: 4 September 2024   14:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tindakan membocorkan perahu demi mendapatkan air pada awalnya mungkin tidak mengganggu tetapi, lambat laun perahu akan mengalami kebocoran yang parah dan menyebabkan semua penumpang tenggelam. Globalisasi telah melahirkan konsep warga negara global yang berdasarkan pada gagasan bahwa umat manusia adalah satu kesatuan dan saling bergantung satu sama lain. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah semakin memudarnya batas -- batas antar bangsa dunia seolah menjadi tanpa batas pergerakan manusia baik secara fisik maupun gagasan semakin tidak terkendali. Dalam kondisi seperti ini maka umat manusia harus saling bekerja sama agar perahu yang ditumpangi tidak tenggelam, salah satu upaya agar warga negara global bisa menerima satu dengan yang lain adalah dengan toleransi. Karena persamaan manusia merupakan landasan yang kuat guna melahirkan toleransi melebihi kekuatan kesamaan suku, bangsa, dan agama karena semua itu masih dapat berbeda satu sama lain sedangkan "kemanusiaan dapat menampung kesemuanya" begitu penuturuan Profesor Quraish Shihab tentang toleransi dan kemanusiaan. Keberadaan manusia adalah kunci segala bentuk keberlangsungan hidup terjadi besar kecil hal yang dilakukan pasti akan menuntut hasilnya meskipun kekuatan nuklir ini tidak sesederhana yang dibayangkan tapi keberadaan pihak yang mampu membangunkan kembali gagasannya mampu mencekal dunia hal inilah yang memungkinkan toleransi menjadi tameng bagi umat manusia di bumi. Penyatuan dan toleransi bisa diikat melalui konsep organisasi ekonomi global yang saling bergantung satu sama lain agar semua pihak akan menderita jika perang dimulai, karena setiap negara pasti akan membutuhkan sumber daya dari negara lain hal ini mendorong semua pihak sadar akan keputusan yang berefek domino bagi dunia, bukan dalam bentuk koalisi dua atau tiga negara melainkan dalam jangkauan yang lebih luas lagi karena globalisasi menghapus batasnya negara maka yang bisa dilakukan adalah mengikat keseluruhan demi perdamaian dan keberadaan manusia di bumi. Dengan kata lain setiap keberadaan manusia dan segala keputusannya harus selalu diperhitungkan karena seorang yang tak dikenal sekalipun mampu menembus Sarajevo untuk menlancarkan aksinya yang sanggup mengutuk dunia hingga pecahnya perang dunia pertama. Terlebih pula masa sekarang kita semua tahu betapa mengerikannya generasi ini bisa merubah seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun