Selain karena keinginan untuk menarik Tukang mebel berlangganan di Restorannya, membeli di peternakan ayam milik Istri Tukang  Mebel ternyata lebih menguntungkan, karena harga ayam yang sedikit lebih murah.
Terpaksalah, agar Ayam Goreng tetap laku, Pakde Brad ikut membeli ayam goreng dari Istri Tukang mebel. Tidak semua, sekitar 1/3 kebutuhan ayam dipesan dari Istri Tukang Mebel, sisanya tetap beli sama sepupunya.
Sepupunya marah dong!Mengancam Pakde, mengatakan : Nanti kalau ada kondangan, saya tidak akan undang sampeyan! Dan FBnya akan saya blokir. Blo-Kiiiir!!
Pakde menyabarkan sang Sepupu : Kalau sampai restoran saya tutup karena rugi, ayammu siapa yang akan beli? Mendingan untung agak berkurang, tapi kita tetap bisa jualan. Nanti saya bantu kamu jual ayam ditempat lain, ya?
Untungnya Sang Sepupu setuju, dan membatalkan boikot undangan kondangan ke Pakde. FB pun kemudian di Unblock
Dalam kehidupan negara kita, sayangnya tidak semudah itu menyelesaikan masalah. Produk yang tidak terserap belum tentu bisa dialihkan ketempat lain. Mengurangi profit akan berakibat kemurkaan dari produsen dalam negri. Belum lagi resiko pengangguran jika sampai ada produsen dalam negeri yang ditutup karena merugi.
Jadi bagaimana dong solusinya untuk masalah negara kita? Saya tidak tahu. Para ahli ekonomi kita saja masih berdebat seru mengenai masalah ini. Masa saya mendadak punya solusinya?
Apakah kita bisa meniadakan impor?
Naaah ini jelas tidak.
Kita selamanya memerlukan ekspor dan impor. Banyak negara yang ekonominya sulit berkembang bahkan berakhir tragis karena suatu dan lain hal tidak bisa mengimpor barang. Seperti Venezuela, Cuba dan Iran. Dua yang terakhir ini mengalami pembatasan karena adanya embargo ekonomi.
Tapi bayangkan Pakde Brad. Jika dia ngotot mau produksi ayam dan bumbu sendiri, tidak hanya dia akan kehilangan pasar, dia juga akan mengalami kesulitan membuka cabang restoran. Selamanya dia hanya akan punya satu restoran saja. Sementara pesaing sudah membuat 10 restoran.