Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Sih, Kita Harus Impor? Penjual Ayam Akan Menjelaskan

18 Juli 2019   12:38 Diperbarui: 18 Juli 2019   15:17 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay/Fried Chicken

Demikianlah kita bisa mengurangi impor, memperkuat ekspor. 

Tapi ekonomi selalu berjalan dinamis, selalu akan muncul masalah. Sehingga meskipun kita bisa memproduksi sendiri, kita terkadang tetap harus impor. Misalnya karena:

Kualitas atau kuantitas barang lokal menurun
Malangnya Pakde Brad, karena Budhe Jolie bekerja terlalu keras, akhirnya kecapean. Sehingga produksi bumbu menurun drastis. Putrinya yang lain diajak untuk membantu, tetapi kualitas bumbu tidak sama, putrinya ternyata kurang berbakat membuat bumbu.

Padahal bumbu yang enak merupakan kunci keberhasilan Restoran Pakde! Belum lagi biaya pengobatan Budhe yang lumayan mahal. Kalau ini dipaksakan, bisa-bisa berakhir rugi sehingga restoran harus tutup!

Jadi, apa boleh buat, terpaksa, meskipun sebetulnya bisa produksi sendiri. Pakde Brad terpaksa membeli bumbu dulu ketoko.

Tapi Pakde Brad berencana untuk melatih putrinya secara khusus, agar bisa membuat bumbu dengan lebih baik, lalu membeli blender, mempelajari cara menanam bumbu yang lebih efisien sehingga tidak lagi terlalu tergantung kepada Budhe Jolie seorang.

Begitulah kita kadang terpaksa harus impor, meskipun kita bisa memproduksi barang sendiri. Sayangnya berbeda dengan Budhe Jolie yang bisa maklum jika untuk sementara menjadi pengangguran, produsen barang kita akan menjerit jika kita impor. Karena alamat usaha mereka bisa hancur berantakan.

Ancaman dari Kompetitor
Berbeda dari Budhe Jolie, Sepupu Pakde Brad yang menjual ayam, bisa dengan lancar menyediakan kebutuhan Ayam Pakde, dengan ayam kualitas baik dan sehat.

Tapi kemudian langganan Ayam Pakde, Tukang mebel dari desa sebelah mengatakan, tidak mau lagi makan di Restoran Pakde Brad. Dia juga melarang seluruh karyawan dan sanak keluarganya makan disana. Soalnya dia menemukan ada penjual ayam goreng yang lebih enak.

Saat Pakde Brad mencoba makan ke restoran saingan yang disebut, ternyata Ayam Goreng yang dimaksud tidaklah lebih enak daripada Ayam direstorannya.

Usut punya usut, penjual Ayam goreng saingannya ini membeli ayam dari Istri Tukang Mebel, yang juga berjualan Ayam. Sehingga keluarga Tukang Mebel lebih suka makan Ayam Goreng disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun