Meskipun dewa dewi lain tertawa maklum, mungkin karena takut pada Hera, yang merupakan ibunya Hebe, tetapi Zeus marah sekali. Hebe harus dipecat!
Hera mencoba mencegah, terutama karena curiga Zeus yang genit sengaja membesar-besarkan masalah karena ingin menyelundupkan satu lagi selingkuhannya. Tapi Zeus menenangkannya.
"Tenanglah duhai ratuku," rayu Zeus,"Saya akan mencarikan yang paling aman. Seorang pelayan pria. Tidak ada wanita cantik yang akan menyaingimu!"
Demikianlah Zeus mencari dengan penerawangannya keseluruh dunia, sampai ke kerajaan Troy. Dia melihat seorang remaja pria muda yang luar biasa rupawan, Ganymede, pangeran dari kerajaan Troy yang sedang membantu para penggembala hewan ternak kerajaan.
Ganymede yang masih remaja, sangatlah rupawan. Sehingga Zeus tak terhindarkan lagi jatuh cinta padanya.
EEEEEH.. tunggu dulu! Jatuh cinta pada lelaki? Memangnya Zeus seorang homoseksual?
Yah, orang Yunani kuno dulu memang bebas sekali. Hubungan antara sesama jenis bukanlah suatu hal yang tabu bagi mereka. Jadi bahwa Zeus punya hubungan sesama jenis, yah, mungkin-mungkin saja. Tapi itu bukan berarti Zeus homoseksual, melainkan Biseksual.
Jadilah Zeus kegirangan mendapatkan calon selingkuhan baru yang tidak mungkin dicurigai oleh Hera. Diturunkan titah kepada Elang para dewa untuk 'menjemput' (baca: menculik) Genymede untuk dijadikan pembawa piala Ambrosia dan nektar para dewa.
Seluruh dewa dewi terpesona akan kesempurnaan paras Genymede, terlebih lagi zeus. Dianugerahkannya pada Genymede keabadian, sehingga dapat mempertahankan kemudaan dan ketampanannya yang sempurna, selama-lamanya.
Semua dewa di Olimpus menyukai Genymede, kecuali satu orang: Hera.
Hera terbakar cemburu mengetahui Zeus dan Genymede seringkali mojok berduaan. Sekalipun sama-sama pria, Hera tetap cemburu.