Tapi dizaman pasar bebas sekarang, sebagaimana kita lihat melalui pertempuran harga beras dan sembako di media massa, jika orang terlalu rakus mengambil untung, pasarnya akan segera direbut oleh mereka yang bisa menyediakan produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih masuk akal.
Tenaga kerja akan menjadi langka
Dikhawatirkan beberapa pekerjaan akan kehilangan peminatnya. Tidak ada lagi pembantu, pengasuh anak, tukang sapu jalan (meski yang ini bisa digantikan robot), dan sebagainya. Juga untuk pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa, seperti polisi, security atau tentara, siapa yang mau melakukannya?
UBI bukanlah komunisme dimana semua orang sama sama rasa. Perbedaan tetap diizinkan. Orang tetap bisa menjadi kaya atau miskin, sesuai dengan keinginan dan usaha mereka. Tapi setidaknya, orang tidak akan begitu miskin sampai kelaparan, ngamuk lalu menghancurkan negara.
Banyak negara sedang mengadakan eksperimen penerapan UBI ini, di Alaska, Amerika serikat, rakyatnya mendapatkan dana permanen dari bagi hasil minyak bumi, yang ditahun 2008 jumlahnya sebesar sekitar $2000 (Rp.28 juta) per tahun.
Finland dan Canada melakukan eksperimen UBI tahun 2017 terhadap beberapa ribu orang namun menghadapi banyak kesulitan sehingga terpaksa di hentikan di 2018.
Masih banyak pro kontra mengenai UBI ini, tetapi tidak akan bisa dihindarkan lagi, dimasa depan akan begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sehingga suatu variasi dari UBI harus dipertimbangkan sebagai bagian dari solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H