Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saat Semua Dapat Uang Gratis lewat Universal Basic Income

10 Juli 2019   16:33 Diperbarui: 10 Juli 2019   16:43 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi dizaman pasar bebas sekarang, sebagaimana kita lihat melalui pertempuran harga beras dan sembako di media massa, jika orang terlalu rakus mengambil untung, pasarnya akan segera direbut oleh mereka yang bisa menyediakan produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih masuk akal.

Tenaga kerja akan menjadi langka
Dikhawatirkan beberapa pekerjaan akan kehilangan peminatnya. Tidak ada lagi pembantu, pengasuh anak, tukang sapu jalan (meski yang ini bisa digantikan robot), dan sebagainya. Juga untuk pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa, seperti polisi, security atau tentara, siapa yang mau melakukannya?

UBI bukanlah komunisme dimana semua orang sama sama rasa. Perbedaan tetap diizinkan. Orang tetap bisa menjadi kaya atau miskin, sesuai dengan keinginan dan usaha mereka. Tapi setidaknya, orang tidak akan begitu miskin sampai kelaparan, ngamuk lalu menghancurkan negara.

Banyak negara sedang mengadakan eksperimen penerapan UBI ini, di Alaska, Amerika serikat, rakyatnya mendapatkan dana permanen dari bagi hasil minyak bumi, yang ditahun 2008 jumlahnya sebesar sekitar $2000 (Rp.28 juta) per tahun.

Finland dan Canada melakukan eksperimen UBI tahun 2017 terhadap beberapa ribu orang namun menghadapi banyak kesulitan sehingga terpaksa di hentikan di 2018.

Masih banyak pro kontra mengenai UBI ini, tetapi tidak akan bisa dihindarkan lagi, dimasa depan akan begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sehingga suatu variasi dari UBI harus dipertimbangkan sebagai bagian dari solusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun