Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pencinta Binatang yang Baik Hatinya, Yuk Kebiri Anjing dan Kucing!

10 Desember 2016   10:07 Diperbarui: 24 Desember 2016   08:00 3410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eiits, kebiri disini bukan berarti memotong sendiri 'anu' nya si Kucing dan Anjing ya! Kebiri disini maksudnya adalah sterilisasi Anjing dan Kucing dengan membawa mereka ke dokter hewan terdekat. Dan sebelum berkata "Ah, tapi saya tidak tega!! Kasihan! Itu terlalu kejam! Teganya..teganya.. teganya..." Lalu joget-joget dangdut, percayalah bahwa tidak mensterilisasi Anjing dan kucing, justru jauh lebih kejam lagi. Kecuali jika memang anda beternak Anjing dan Kucing.

Mengurangi jumlah Anjing dan Kucing liar

Beberapa waktu yang lalu ada anak anjing liar ngumpet dirumah tetangga sebelah. Anak anjing itu dikejar-kejar oleh anak-anak kampung yang nakal, yang mungkin salah mengerti bahwa anjing tidaklah haram, hanya air liurnya yang haram. Karena pagar tetangga sebelah jerujinya lebih renggang daripada pagar saya maupun tetangga lainnya, akhirnya si anak anjing mendekam disitu. Dan nenek tetangga sebelah yang tidak tegaan (walaupun orangnya sebetulnya serba bawel menyebalkan), tidak membuang si anak anjing. Malah anak anjing coklat itu diberi makan dan minum. Tetapi karena memang tidak berniat memelihara, akhirnya si anak anjing saat sepi tidak ada orang, berkeliaran di jalan dan membuat berantakan tempat sampah di lingkungan kami.

Saya sendiri tidak bisa mengadopsi si anjing, betapapun inginnya, karena tidak cukup stabil dan kuat, untuk menjadi Pack Leader yang baik untuk anjing yang masih muda dan bersemangat itu. Jadilah si anjing mendekam dirumah tetangga sebelah, yang ujung-ujungnya kebagian diomeli tetangga kanan kiri gara-gara sampahnya jadi berantakan, belum pup anjing nongkrong dimana-mana dan anak-anak mereka yang kena cakar si anjing, yang mengira diajak bermain oleh anak-anak yang menjerit-jerit berlari ketakutan.

Kalau saja ibunda dan bapanda si anjing ini di steril, tentu anak anjing ini tidak akan lahir lalu dibuang pemiliknya disembarang tempat. Kan kasihan sekali! Demikian juga kucing, banyak sekali kucing berkeliaran tanpa ada majikan yang bertanggung jawab. Kucing-kucing ini akhirnya mati tertabrak mobil, kelaparan, dan kadang menimbulkan penyakit karena makan binatang yang sudah kena virus.

Menjadikan Anjing dan Kucing lebih kalem

Anjing dan Kucing yang tidak di steril biasanya sangat bersemangat, dan perlu banyak-banyak gerak jalan dan olahraga supaya mereka lebih kalem. Mereka perlu lebih banyak aktivitas dibanding Anjing dan Kucing yang tidak di steril.  Dan kebanyakan pemilik anjing, apalagi di Indonesia, hampir tidak pernah membawa anjing mereka gerak jalan, suatu hal yang sangat dibutuhkan anjing, bahkan terkadang kucing. Sehingga akhirnya mereka jadi suka ribut menggonggong tanpa henti, merusak dan menggigiti barang-barang dirumah, terutama tempat sampah, bertengkar sesama anjing bahkan sampai menggigit majikannya.

Kasihan sekali anjing-anjing ini akhirnya justru disalahkan sebagai anjing galak, seringkali akhirnya dikurung, atau diikat, sampai mereka akhirnya mengonggong-gonggong frustasi, lalu akhirnya dibuang sembarangan, bahkan harus di 'tidurkan' (dibunuh). Ini semua berawal dari kata 'tidak tega mensteril' dan berakhir kepada 'terpaksa mengurung dan membunuh'

Ini tidak hanya membuat anjing dan kucing kita menjadi kalem, tetapi membuat anjing dan kucing disekitarnya ikut menjadi tenang. Anjing dan kucing yang tidak di steril biasanya mengeluarkan bau (semacam pheromone) yang menarik untuk anjing-anjing lainnya. Misalnya ada anjing kucing betina yang tidak disteril, maka akan bermunculan disekitar rumah kita anjing dan kucing yang tertarik pada mereka. Mengeong dan menggonggong dan bertengkar dan pup dan pipis sembarangan, memperebutkan kucing kita yang berada didalam rumah. 

Tetapi jangan salah, meskipun disteril, Anjing tetap tidak kehilangan insting mereka sebagai penjaga rumah yang baik, bahkan kadang lebih tajam. Hanya saja mereka menjadi penjaga rumah yang lebih tenang, tidak semua orang lewat di gonggongi.

Menyehatkan Anjing dan Kucing

Anjing dan kucing yang disteril bisa menghindari berbagai jenis kanker yang mungkin muncul di masa depan. Untuk anjing betina, kemungkinan untuk terkena kanker rahim, salah satu penyebab utama kematian anjing, bisa drop sampai 0%!! Juga mengurangi kemungkinan testiculiar cancer, prostate cancer, dan banyak tumor lainnya.

Dan sudah pasti penyakit menular karena sex antar anjing dan antar kucing akan jauh berkurang.

Begitulah

Jadi, kalau Kucing dan anjing anda sudah sekitar umur 1 tahun, bawa deh ke dokter hewan terdekat untuk disteril. Ini semua untuk kebaikan mereka dan kita semua. Tapi jika anda tetap ngotot tidak mau mensteril, maka sering-seringlah anjing anda dibawa gerak jalan 1-2 jam sehari. Bahkan kalaupun anda punya halaman yang luas, anjing tetap harus berjalan. Dan penuhin kebutuhan anjing dan kucing yang tidak disteril untuk kawin, dan rawatlah anak-anak mereka, jangan dibuang. Karena kalau ingin kawin tapi tidak boleh dan anak-anaknya dibuang, jauh lebih tega daripada mensteril alias mengkebiri.

Tidak hanya kucing dan anjing kita. Jika kita melihat banyak kucing berkeliaran, boleh saja kita tangkap, lalu disteril kemudian dilepas lagi. Lumayan ikut berkontribusi kepada lingkungan, terutama ini bagi yang malas ikut rapat RT RW.

Tidak mahal kok biaya mensteril kucing, hanya sekitar Rp 200-300 ribu. Dan untuk anjing memang lebih mahal, sekitar Rp 600 ribu sampai 1 juta an. Tetapi dijamin tidak akan rugi.

Note : Kelincipun bisa disteril loh! ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun