Â
Kembali ke negeri Mesir, si Yahudi tua berprasangka, "Kiranya Umar tidak mau mengotori pedangnya dengan darahku. Tetapi, Gubernur Amr lah yang akan menghabisiku. Betapa tidak, bukti apa yang aku bawa pada Gubernur bahwa, tulang ini dari Umar? Sama sekali tidak ada stempel atas tulang ini. Umar mengirimku kembali agar Amr merasa, betapa aku bermaksud menghinanya dengan tulang Unta kering dari onggokan sampah ini. Tapi, aku sudah kehilangan rumahku biarlah juga aku kehilangan nyawaku. Niscaya kelak, aku akan menuntut kedua Penguasa itu dihadapan Tuhanku"
Â
Amru ibn Ash ketika menerima si Yahudi tua di istananya menduga, "Akhirnya kau mau terima juga GANTI UNTUNG atas gubukmu itu bukan, wahai Yahudi? Atau kau ingin meminta tambah?"
"Tidak, wahai Gubernur. Aku hanya ingin menyampaikan bingkisan ini, padamu," jawab si Yahudi tua seraya menyerahkan tulang Unta yang sudah dibungkus kain.
Menyambut tulang Unta, seorang pengawal Amr segera membuka kain pelapisnya.
Terkejutlah seiisi istana Amr, ketika tulang Unta busuk yang mengering itu tersembul. Semua pengawalnya mencabut pedang, ingin secepatnya menyeret dan menghabisi si Yahudi tua.
"Dengarkan aku, sungguh dengarkan aku, wahai Gubernur! Tulang itu bukanlah daripadaku, tulang itu dari Umar Penguasa Madinah! Aku hanya diperintah membawakannya kepadamu, wahai Gubernur..., Percayalah padaku..." Pekik si Yahudi tua ketika para pengawal Amr meringkus lehernya.
"Dusta! Tak mungkin beliau menghina Gubernur yang diangkatnya sendiri" teriak para Pengawal Amr, marah ingin sekali segera menyeret keluar dan memenggal kepala si Yahudi tua.
Tetapi, mendengar nama Umar disebut, Amr memerintahkan tulang itu dibawa kehadapannya. Ia adalah Amru ibn Ash! Penakluk Babylon, Aleksandria, Libya, Maroko, Palestina, Syria, Oman, Jerusalem dan Mesir dengan segudang pengalaman sebagai Komandan barisan terdepan atas segala bengisnya pertempuran. Ia tahu betul, tak ada satupun manusia waras di atas muka Bumi yang begitu berani menghinanya dengan tulang Unta busuk yang telah mengering. Terkecuali seseorang yaitu, Umar ibn Khatab Penguasa Madinah! Melihat garis melintang yang memotong garis lurus diatas tulang, Amr menangis. Diciuminya tulang Unta busuk itu, air matanya menetes bercucuran. Perintahnya pada pengawalnya, "Bebaskan dia, perlakukan ia dengan hormat! Beri ia uang sebagai pengganti ongkosnya ke Madinah! Bangun kembali rumahnya dan, rubuhkanlah segala dinding yang sudah dibangun diatasnya! Kita akan mencari lahan baru untuk Masjid Raya, tapi tidak diatas bekas rumahnya."