Mohon tunggu...
Riza Gassner
Riza Gassner Mohon Tunggu... lainnya -

...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

USS George HW. Bush Vs. Kapal Induk Rusia Адмирал Кузнецов

10 Desember 2011   13:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:34 13645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_148325" align="aligncenter" width="645" caption="PUSAT OPERASI ARMADA UTAMA RUSIA : KUZNETSOV "][/caption] Sebelum memasuki tahun 2012 Kapal Induk Rusia Admiral Kuznetsov akan berlabuh di lepas pantai Suriah sebagai payung militer untuk Presiden Assad. Kapal Induk Rusia ini selain ditemani dua kapal induk helikopter, beberapa kapal perusak dan kapal selam bertenaga nuklir,  juga dilengkapi dengan rudal jelajah yang mampu menjangkau seluruh wilayah eropa barat lengkap dengan hulu ledak nuklir. Secara konvensional, Kapal Induk Rusia ini bukanlah tandingan dari Armada VI Amerika yang dipimpin kapal induk tercanggih saat ini, USS George Bush ditambah lagi dengan kekuatan dua kapal induk lain yang juga ikut merapat di lepas pantas Suriah, USS Ronald Reagen dan USS Abraham Lincoln. Total Jenderal, armada nuklir Rusia yang akan merapat di pelabuhan Tartus Suriah untuk berhadapan langsung dengan kekuatan armada AS itu tidak lebih bagaikan David melawan Goliath. Hal ini dikatakan langsung oleh mantan Kastaf AL Rusia Admiral Viktor Kravchenko, "Kekuatan armada Rusia yang hadir di Tartus Suriah memang tidak sebanding dengan gugus armada Amerika di teluk, namun tidak akan terjadi benturan diantara dua kekuatan itu, karena setiap serangan terhadap satu kapal Rusia akan dikatagorikan sebagai pernyataan perang terbuka, lengkap dengan segala konsekuensinya". Saat ini Rusia dan China terus memasok persenjataan canggih kedalam wilayah Suriah, rudal- rudal jelajah akan ditempatkan di banyak lokasi strategis yang mampu menjangkau habis seluruh wilayah Turki dan Israel dua negara sekutu NATO, belum lagi rudal-rudal itu juga sekaligus dapat menyapu seluruh wilayah lepas pantai Suriah. Nilai kontrak pertama sebesar U$. 300 juta untuk 72 rudal dan kontrak-kontrak pembelian rudal bernilai puluhan milyar Dollar berikutnya akan segera menyusul untuk menjadikan angkatan bersenjata Suriah sebagai kekuatan tercanggih di teluk, demikian dikatakan kantor berita Interfax. Krisis teluk kali ini, yang secara tak langsung menyebabkan modernisasi angkatan bersenjata Suriah pernah di alami pula oleh Indonesia, dalam pembebasan Irian Barat. Uni Sovyet kala itu mensuplai Indonesia dengan segala macam produk pabrik senjatanya yang terbaru kecuali bom atom. Belandapun akhirnya bersedia duduk di meja perundingan yang hasil akhirnya, Irian Barat masuk kepangkuan RI. Bila Suriah jeli memanfaatkan krisis ini, bukan tidak mungkin demi menggembalikan citra dihadapan seluruh masyarakat Timur Tengah, Presiden Assad  akan menggunakan keunggulan militernya untuk menggembalikan dataran tinggi Golan yang sampai saat ini masih dibawah pendudukan Israel sejak berakhirnya perang 6 hari 1967. Suka atau tidak suka, Israel tentunya akan merasa sangat tertekan dengan kemajuan peralatan tempur Suriah dalam beberapa bulan mendatang dan tentu lebih suka untuk duduk di meja perundingan daripada berperang. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi Suriah untuk kembali memangku dataran tinggi Golan sebagaimana kembalinya Semenanjung Sinai kepada Mesir dan Irian Barat kepada Indonesia. Berbekal kecanggihan teknologi mesin perang Rusia pewaris utama keadikuasaan Sovyet, Suriah kedepan akan  memegang kartu truf terhadap stabilitas kawasan. Semua ada pada Presiden Assad, apakah ia mampu memainkan kartunya sebagaimana Soekarno van Indonesia atau Anwar  Sadat dari Mesir. Ataukah malah sebaliknya, Assad akan berakhir tragis sebagaimana Khadaffy atau Sadam Husein. Bagaimanapun masyarakat timur tengah tidak pernah berhenti berharap akan kembalinya beberapa wilayah pendudukan Israel kepangkuan Arab, seperti Golan, Jerusalem Timur dan Palestina. Hanya dengan tekanan kemajuan teknologi tempur, maka Israel dan sekutu Baratnya dapat ditarik untuk duduk di meja perundingan. Untuk mengambil hati massa, Assad harus mampu membenturkan isyu strategis yang sudah banyak dilupakan orang yakni, Pendudukan Israel atas beberapa tanah Arab Versus Hak Azazi Manusia yang sedang trend mengguncang stabilitas kekuasaan banyak Regim di kawasan. Secara politis, Suriah didukung oleh Iran, Korut, Kuba, juga Venezuela. Militer Suriah didukung langsung oleh Korut, Iran, China dan Rusia. Kekuatan luar pendukung Assad ini akan terjun langsung ke medan pertempuran bila saja NATO nekad untuk melibyakan Suriah. China, Korut, Rusia dan Iran adalah negara-negara yang senang membuka lapak banyak jenis dagangan mereka di Suriah. Di Jakarta, kadang pedagang kaki lima nekad melawan petugas penertiban bila saja dagangan mereka diganggu. Lebih baik melawan petugas daripada mati kelaparan, demikian prinsip nekad kaki lima demi sesuap nasi. Sama saja tampaknya dengan negara-negara mitra dagang rapat Suriah, daripada kehilangan mata pencaharian karena penertiban HAM oleh NATO, lebih baik melawan habis-habisan. Tahun 2012 yang sebentar lagi akan tiba, sepertinya akan banyak diisi oleh berita ketegangan kawasan Timteng sebagaimana krisis Kuba dahulu. Hanya saja dimana peran aktif Indonesia untuk ikut melaksanakan perdamaian dunia sebagaimana amanat pendirian negara yang tercantum dalam Mukadimah Konstitusi UUD 45. Apakah SBY mampu berbuat sebagaimana Sukarno dahulu yang dari buah tangan dinginnya lahir KAA dan Non Blok sebagai gerakan moral force atas krisis Kuba dan Era perang dingin.

----------------------------------------------00O00---------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun