Pantai pelangi yang bertepat di Jl. Parangtritis Km. 25 Kretek, Bantul. Memiliki konservasi penyu yang dikelola oleh Sarudi dengan di bantu komunitas bernama 4k.yogyakarta. Konservasi tersebut, berlokasi tepat di depannya pantai pelangi.
Sarudi pemukim asli di daerah Kretek, Bantul bersama keluarganya. Mendirikan konservasi karena bertekad untuk mengubah pola pikir masyarakat terkait hewan penyu, yang patutnya perlu untuk dijaga dan tidak diganggu atau dikonsumsi secara terus-menerus. Bersama dengan 4k.yogyakarta, atau fourturtle Yogyakarta memberdayakan atau merawat penyu yang ditemukan di pesisir pantai pelangi.
4k.yogyakarta sendiri memiliki kurang lebih 130 orang yang tergabung di dalamnya. Komunitas tersebut, tergabung dari berbagai orang dengan latar belakang yang beragam, baik dari mahasiswa hingga luar. Mereka memiliki tekad untuk memberikan lingkungan pantai yang aman bagi penyu dari masyarakat setempat yang memanfaatkan penyu dengan berlebihan.
Konservasi penyu yang dirawat hanya terdiri dari beberapa petak lahan, karena awal berdirinya merupakan kesadaran dari Sarudi sendiri. Sarudi melihat kondisi penyu yang ada di daerah Bantul, tepatnya di lokasi tinggalnya mulai mengalami kepunahan. Hal itu dikarenakan banyak masyarakat yang tidak peduli dengan ekosistem penyu, hingga masyarakat banyak yang mengkonsumsi penyu sebagai bahan makanan.Â
Melihat kondisi yang ada, Sarudi tergerak untuk mendirikan konservasi penyu, yang tentu karena adanya rasa empati dengan penyu yang juga sebagai makhluk hidup.
Konservasi penyu yang didirikan oleh Sarudi, bukan hanya merawat penyu yang ditemukan di pesisir pantai, tetapi juga berusaha menetaskan telur mereka. "Penyu dapat bertelur hingga 100 butir, dalam waktu sebulanan lebih," ungkap Daru, Tim komunitas 4k. Yogyakarta. Ada 4 jenis penyu yang dirawat diantaranya: penyu lekang, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu belimbing.Â
Menurut Sarudi sendiri, pada proses perawatan penyu, walaupun hanya berada di lahan beberapa petak, tetapi itu merupakan  langkah awal memulai kepedulian dengan habitat penyu daripada tidak sama sekali.Â
Terkait dana perawatan awal mula juga menggunakan dana pribadi, hingga saat ini masih menggunakan dana pribadi. Terkait keuntungan Sarudi tidak pernah mengambil untung dari konservasi tersebut, bahkan di pantai pelangi untuk biaya hidup Sarudi membuka warung kecil, sebagai biaya tambahan.
Jika ditanya terkait peran pemerintah dengan konservasi penyu apa ada, Daru sebagai Tim 4k.yogyakarta saat diwawancarai mengatakan, tentu ada bantuan pemerintah, tetapi hanya berupa bantuan statis seperti alat.Â
Sebenarnya yang dibutuhkan bukan hanya alat, melainkan bantuan yang bersifat dinamis seperti pengelolaan, pemberdayaan, dan pengajaran terkait konservasi penyu. Jika alat saja yang diberikan tanpa ada pendampingan, tentu tidak bertahan lama apalagi jika alat rusak.
"Sebenarnya untuk dana konservasi penyu ini masih sangat kurang sekali," ungkap Daru kembali. Lantas cara yang mereka gunakan yakni dengan membuka konservasi untuk dijadikan tempat meneliti atau observasi mahasiswa atau para pelajar. Caranya dengan menyebarkan kegiatan konservasi melalui media sosial instagram 4k.yogyakarta.
Pada proses pemberian pengajaran pada para pengunjung, yang ditekankan bukan berapa banyaknya penyu yang berhasil dilepaskan ke pesisir pantai, melainkan membangun empati para pengunjung tentang pentingnya perawatan penyu ini, bagi menjaga kelestarian mereka agar tidak punah.Â
Pembangunan empati dengan menjelaskan gambaran perawatan penyu yang membutuhkan waktu panjang, hingg para tim harus melakukan patroli di malam hari, yang program kerja tersebut dilakukan dari April hingga Juni.Â
Bukan hanya sekedar mengamankan penyu hidup tetapi juga didata, penyu yang sudah mati juga dimasukkan ke dalam data. Hal ini dilakukan untuk meninjau populasi penyu yang ada, karena hingga sekarang populasi penyu di daerah Yogyakarta, tepatnya Bantul belum ada angka pasti jumlahnya.
Baiknya pemerintah lebih memperhatikan konservasi yang ada di Pantai Pelangi ini, bukan hanya dijadikan sebagai objek parawisata untuk wilayah Bantul, namun juga sebagai wujud kepedulian kepada makhluk hidup penyu yang berhabitat di dalamnya.Â
Bukan hanya pemerintah melainkan masyarakat setempat atau bahkan pendatang, perlu untuk peduli dengan konservasi yang adi di pantai pelangi ini. Jika bukan masyarakat yang bertekad untuk menjaga ekosistem pantai pelangi siapa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H