Mohon tunggu...
Riza Fasya Juliana
Riza Fasya Juliana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru untuk merubah ekosistem pendidikan sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1

31 Juli 2024   11:10 Diperbarui: 31 Juli 2024   11:11 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1

Riza Fasya Juliana, S.Pd

CGP Angkatan 10 Kab. Majalengka

 

KASUS 1

Pak Frans merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Frans dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai murid-muridnya. Suatu hari ia sedang mengajar di kelas 8A, guru piket tergopoh-gopoh tiba di depan kelasnya dan mengatakan ada ayahnya Andreas, salah satu murid di kelas 8A di ruang tamu sekolah. Guru piket mengatakan pada pak Frans bahwa ayahnya Andreas ingin menjemput Andreas dan memintanya untuk membantunya bekerja di ladang. Ia juga mengatakan bahwa ayah Andreas datang sambil marah-marah bahkan mengacung-acungkan parang. Pak Frans pun memanggil Andreas dan mengatakan bahwa ia dijemput ayahnya pulang. Andreas langsung memohon sambil menangis agar Pak Frans tidak mengizinkan ia pulang bersama ayahnya. Andreas berkata ia ingin belajar di sekolah dan ia takut dimarah-marahi oleh ayahnya bila membantu ayahnya di ladang, bila melakukan kesalahan sedikit saja. Pak Frans bimbang, antara memenuhi permintaan Andreas atau tidak. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akhirnya Pak Frans memutuskan untuk membawa Andreas ke ruang kepala sekolah, dan meminta saran dari kepala sekolah. Bila Anda adalah kepala sekolahnya, saran apa yang akan anda berikan pada Pak Frans, dan apa alasannya?

Jika saya sebagai kepala sekolah keputusan yang diambil harus mempertimbangkan kesejahteraan siswa dan situasi keluarganya. Jika ada indikasi bahwa Andreas berada dalam situasi yang mungkin berbahaya atau trauma, prioritas utama adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan Andreas. Kemudian saya akan menemui ayah Andreas dengan cara yang hati-hati dan komunikatif, dengan niat untuk memahami situasi lebih baik dan mencari solusi yang bisa diterima kedua belah pihak. Ketika ada indikasi risiko atau ketidakamanan saya akan melibatkan pihak berwenang.

Berikut ini panduan untuk melakukan analisis studi kasus:

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Rasa Keadilan vs. Rasa Kasihan (Justice vs. Mercy) karena hak Andreas untuk mendapatkan pendidikan dan perlindungan di sekolah, serta hak orang tua untuk membuat keputusan dalam keluarga mereka. Selain itu ada rasa kasihan terhadap kondisi emosional dan ketakutan Andreas. Nilai yang bertentangannya adalah Jangka Pendek vs. Jangka Panjang (Short Term vs. Long Term). Dalam jangka pendek, keputusan yang diambil akan menentukan apakah Andreas dapat melanjutkan pembelajaran hari itu atau apakah ia harus pulang bersama ayahnya. Dalam jangka panjang, keputusan ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan pendidikan Andreas, serta hubungan antara sekolah dan keluarga Andreas.

  1. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Menurut saya ada. Karena penggunaan parang dan sikap marah dari ayah Andreas bisa dianggap sebagai ancaman kekerasan fisik. Jika ada ancaman atau kekerasan, ini adalah masalah serius yang melanggar hukum. Selain itu, ada indikasi bahwa Andreas berada dalam bahaya atau mengalami kekerasan di rumah, ini bisa melanggar hukum perlindungan anak.

  1. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Seorang guru harus menjaga keselamatan dan kesejahteraan siswa. Dalam kasus ini, Pak Frans menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan Andreas, yang merupakan tindakan yang sesuai dengan kode etik.

  1. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

Sebagai guru dan kepala sekolah, tanggung jawab utama adalah melindungi siswa dan memastikan keselamatan mereka. Dalam situasi ini adalah melindungi Andreas. Intuisi saya cenderung mendorong saya untuk mengambil langkah-langkah yang baik untuk memastikan bahwa Andreas berada dalam situasi yang aman, terutama ketika ada indikasi bahwa Andreas dalam keadaan bahaya dan terancam.

  1. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?

perasaan saya mungkin akan campur aduk antara kepuasan atas tindakan yang tepat dan kekhawatiran tentang bagaimana keputusan tersebut diterima oleh publik. Saya akan coba merasa nyaman, karena mungkin keputusan tersebut dipandang sebagai langkah yang tepat dan melindungi kesejahteraan siswa dan tindakan yang saya ambil sesuai dengan prinsip etika dan tanggung jawab profesional.

  1. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Keputusan yang diambil oleh panutan saya mungkin sama dengan saya. Panutan saya juga akan memastikan bahwa kesejahteraan anak (Andreas), adalah prioritas utama. Mengingat Andreas merasa takut dan cemas mengenai keselamatan dirinya dan masa depannya, keputusan untuk melindungi Andreas dari potensi bahaya akan menjadi langkah yang sangat penting.

  1. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini adalah Pak Frans bisa menawarkan Andreas memberikan kesempatan untuk mengikuti sesi tambahan untuk belajar. Dengan mengatur waktu tambahan untuk belajar atau kegiatan yang menyenangkan di sekolah yang bisa mengalihkan perhatian Andreas dari situasi yang membuatnya cemas. Hal ini bisa membantu Andreas merasa produktif dan terlibat di sekolah sambil menunggu situasi membaik.

  1. Apa keputusan yang Anda ambil? 

Keputusan yang saya ambil adalah saya akan memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan Andreas. Saya akan memastikan bahwa Andreas tetap berada di lingkungan yang aman di sekolah dan tidak mengijinkan Andreas pulang bersama ayahnya sampai masalah ini diselesaikan dengan benar. Jika diperlukan, saya akan melibatkan pihak berwenang seperti polisi atau layanan perlindungan anak untuk memastikan keamanan Andreas dan menangani potensi ancaman dari ayahnya.

  1. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Karena melibatkan kesejahteraan emosional dan fisik Andreas. Andreas merasa terancam dan takut oleh karena itu saya harus melindungi dan mendukung Andreas secara emosional.

Semoga bermanfaat ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun