Perkuliahan Daring bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan, melainkan suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya perkembangan dunia teknologi. Dunia boleh saja berbicara bahwa semua lini kehidupan telah diwarnai dan harus beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi, fakta di lapangan berbicara lain. Salah satunya adalah sistem pendidikan yang dianjurkan dan diharapkan dengan media digital atau daring masih sangat minimalis di Indonesia. Perkuliahan daring tidak hanya memvirtualkan bahan pengajaran, tetapi juga soal fasilitas dan penetrasi jaringan internet. Selain itu, kemampuan para dosen dalam memberikan materinya dan daya tangkap mahasiswa lewat daring. Perkuliahan online atau daring menjadi alternatif yang kian membias di tengah merebaknya virus corona. Pandemic ini menuntut semua lembaga, tanpa pengecualian untuk menggunakan sarana media digital dalam kegiatan belajarnya semaksimal mungkin. Berbagai universitas berlomba-lomba menelisik cara-cara yang efektif dalam mentransmisikan sistem pengajarannya. Perkembangan teknologi yang kian canggih mengakomodasi dan memobilisasi sistem perkuliahan ini.
Sistem perkuliahan Daring selama masa pandemi Covid-19 terlihat tidak efektif. Banyak nya masalah yang di temui seperti kurangnya fasilitas pembelajaran yang tidak lengkap dan Keadaan ekonomi yang tidak mendukung. Banyak ketimpangan yang begitu jelas antaraa kampus dan mahasiswa sehingga sistem perkuliahan tidak bisa berjalan dengan semestinya.
Pembelajaran bisa dikatakan efektif apabila pembelajaran itu bisa mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifvitasan proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi wajib di iringi dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. apabila fasilitas dan sistem perkuliahan tidak terpenuhi maka perkuliahan itu tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena menurut (Darin E. Hartley, 2001) e-Learning merupakan suatu jenis belajar-mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lainnya.. Dosen tidak bisa seenaknya memberikan bahan ajaran yang terkesan membosankan dan melelahkan. Dosen juga di tuntut untuk bisa berkreatifitas dan kampus harus menyediakan sistem pembelajaran yang layak untuk di gunakan.
Pembelajaran jarak jauh sebenarnya memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mempelajari pengetahuan secara lebih luas lagi. Namun bila PJJ dilakukan secara mendadak dan tidak diimbangi dengan sistem pendukung, maka proses pembelajaran tidak efektif. Pencapaian pembelajaran akan sulit diukur. Kampus diberi tanggung jawab lebih untuk menjalankan fungsinya sebagai wadah penjamin masa depan bangsa. Tulisan ini hendak menawarkan solusi pembelajaran yang efektif selama masa pandemi. Sederhannya, solusi ini menawarkan sebuah sistem baku koordinasi kampus terhadap mahasiswa. Tawaran ini memang bukan solusi brilian. Namun kenyataannya, penghambat proses pembelajaran yang efektif selama masa pandemi ialah sistem yang tidak komprehensif yang memicu ketidakdisiplinan. Oleh karena itu, penulis menawarkan sebuah panduan pembelajran daring yang efektif selama masa pandemi.
Keutamaan selama PJJ masa pandemi ialah kebijakan kampus harus berpihak sepenuhnya pada mahasiswa. Mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di sebuah kampus tentu berasal dari latar belakang yang beragam, gaya belajar yang berbeda, dan memiliki orientasi yang berbeda. Kampus harus menyiapkan seperangkat kebijakan yang sekiranya dapat mengakomodasi semua latar belakang mahasiswa. Artinya, kebijakan yang dirancang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti PJJ. Kebijakan itu juga harus sejalan dengan visi dan misi pendidikan suatu kampus. Solusi berikut berdasarkan atau dengan pengandaian situasi kampus.
Pertama sekali, rektorat memberikan wewenang penuh kepada Fakultas dan Program Studi (prodi). Rektor membentuk Tim Khusus untuk mengoordinasi prodi selama masa pembelajaran daring. Tim ini membuat protokol koordinasi kepada prodi yang isinya meliputi rambu-rambu dan jalur-jalur koordinasi yang akan digunakan selama pembelajaran masa pandemi. Dalam protokol itu, prodi diwajibkan memberi laporan mingguan kepada Tim Khusus. Laporan yang disampaikan meliputi; alamat tinggal mahasiswa saat itu, kondisi kesehatan mahasiswa, kondisi perekonomian mahasiswa, serta kondisi proses pembelajaran. Laporan yang diterima Tim Khusus dari semua prodi segera dianalisis lalu dibuat keputusan sementara, bila itu perlu.
Prodi melaksanakan pembelajaran sesuai disiplin ilmu masing-masing via daring. Selama pembelajaran satu minggu, prodi melakukan pendataan mahasiswa sesuai protokoler Tim Khusus. Di sini, prodi juga membentuk Tim Prodi untuk bertugas melakukan pendataan mahasiswa. Tim Prodi terdiri dari kepala prodi, dosen pembimbing akademik, dosen pengampu mata kuliah, serta salah satu unsur himpunan mahasiswa tingkat prodi. Pendataan dilakukan dengan cara menyebarkan google form atau sejenisnya. Artinya tiap dosen memiliki google form. Sebelum atau sesudah kelas daring dilaksanakan, dosen memberikan google form kepada mahasiswa untuk diisi. Isi dari google form itu meliputi alamat tinggal mahasiswa, kondisi kesehatan, kondisi perekonomian, dan keluh kesah mahasiswa.
Hasil pendataan satu minggu tersebut diserahkan ke tiap dosen pembimbing akademik dan diteruskan ke kepala prodi. Lalu prodi melakukan analisis terhadap data yang diterima. Di sinilah prodi bisa mengetahui kondisi mahasiswanya. Setelah melakukan analisis, prodi memberi respon kepada mahasiswa yang mengalami kendala. Misalnya, terdapat mahasiswa yang perangkat komunikasinya rusak, kesulitan jaringan di tempat tinggal mahasiswa, kondisi ekonomi memburuk, dan terdapat mahasiswa yang tidak dapat dihubungi saat kelas berlangsung. Setelah mengetahui kondisi mahasiswa, prodi melakukan pemetaan terhadap mahasiswa atau mengelompokan mahasiswa berdasarkan kondisi yang dialami. Dalam melakukan pendataan, mahasiswa diminta untuk jujur dan kooperatif agar prodi dapat bekerja dengan maksimal.
Kebijakan masa pandemi selalu tidak tetap, terkadang banyak kebijakan pemerintah yang berbenturan atau mendadak berubah. Oleh karena itu, prodi selalu menyesuaikan sistem pembelajaran dengan kondisi sosial tiap minggunya. Hasil analisis terhadap mahasiswa di prodi tadi diserahkan ke Tim Khusus rektorat. Rektorat akan menyimpulkan laporan dari setiap prodi lalu dapat membuat kebijakan dengan mempertimbangkan kondisi mahasiswa. Data mahasiswa selama PJJ disimpan dalam sebuah sistem berbasis web agar mudah dianalisis dan disinkronisasi.
Kemudian untuk mengurangi beban mahasiswa, kampus dapat meringankan beberapa jenis pembayaran uang kuliah. Bentuk peringanan dapat terdiri dari sebagai berikut; mengurangi jumlah pembayaran uang Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai kondisi, memperpanjang masa dispensasi terhadap semua jenis pembayaran, dan menekan anggaran kampus di bidang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). UKM dan BEM diminta melakukan perubahan terhadap rancangan kegiatan sesuai kondisi, agar kampus dapat menekan anggaran UKM dan BEM sesuai sasaran.
Apabila sistem koordinasi di atas dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka rancangan pembelajaran daring yang efektif dapat dengan mudah dilakukan. Misalnya, mahasiswa yang sudah dikelompokan sesuai kondisi yang dialami, pengajar dapat merancang pembelajaran daring dengan menyesuaikan kelompok-kelompok belajar tadi. Pengajar dapat terlebih dahulu fokus memberikan materi ke mahasiswa yang tidak memiliki kendala fasilitas. Sementara mahasiswa yang memiliki kendala fasilitas dan kesehatan dibikin sebuah kelas prioritas dengan metode pembelajaran yang berbeda dan waktu yang berbeda pula.