4. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat dan Orang Tua
Manajemen Berbasis Sekolah menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan orang tua dalam pengelolaan pendidikan. Namun, dalam banyak kasus, keterlibatan ini tidak maksimal. Orang tua sering kali kurang aktif dalam proses manajerial sekolah, baik karena kurangnya pemahaman mengenai peran mereka, keterbatasan waktu, atau bahkan karena tidak adanya dorongan dari pihak sekolah untuk melibatkan mereka secara langsung.
Padahal, keterlibatan orang tua dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung. Tanpa adanya partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat, sekolah akan kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran, serta dalam memonitor dan mengevaluasi kemajuan siswa.
5. Tantangan dalam Pengukuran Kinerja dan Akuntabilitas
Pengukuran kinerja dalam MBS bisa menjadi salah satu tantangan besar, karena sering kali tidak ada standar yang jelas atau sistem evaluasi yang objektif. Tanpa sistem pengukuran yang efektif, sekolah mungkin kesulitan dalam menilai sejauh mana kebijakan atau program yang diterapkan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu, mekanisme akuntabilitas yang efektif sering kali tidak tersedia. Di beberapa kasus, kepala sekolah dan staf pengajar tidak memiliki dukungan yang memadai untuk bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, atau tidak ada sistem yang cukup transparan untuk memantau dan mengevaluasi hasil dari keputusan tersebut.
6. Perubahan dan Ketidakpastian Kebijakan
Penerapan MBS seringkali terpengaruh oleh perubahan kebijakan pemerintah yang seringkali tidak terkoordinasi atau tidak dipahami dengan baik oleh pihak sekolah. Perubahan kebijakan yang cepat dan tidak konsisten dari otoritas pendidikan dapat mengganggu rencana yang telah disusun oleh sekolah. Misalnya, perubahan kurikulum, kebijakan anggaran, atau prosedur administrasi yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan lokal dapat membingungkan pihak sekolah dan mengurangi efektivitas MBS.
Kebijakan yang tidak stabil ini juga dapat menyebabkan kebingungan di antara staf dan meningkatkan kesulitan dalam mengelola perubahan, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.
7. Kesenjangan antara Sekolah-Sekolah di Daerah Maju dan Tertinggal
Salah satu masalah yang sering timbul dalam penerapan MBS adalah ketidakmerataan dalam kapasitas dan sumber daya antara sekolah-sekolah di daerah maju dan tertinggal. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan atau di negara maju mungkin lebih siap untuk menerapkan MBS dengan sukses karena mereka memiliki sumber daya yang lebih banyak, fasilitas yang lebih baik, dan staf yang lebih terlatih. Sebaliknya, sekolah-sekolah di daerah terpencil atau daerah miskin sering kali menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam hal pengelolaan, sumber daya manusia, dan infrastruktur.