4. Minimnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
  - Lemahnya lembaga pengawas dan penegakan hukum mengakibatkan kurangnya sanksi terhadap pelanggaran GCG. Tanpa adanya konsekuensi, perusahaan cenderung mengabaikan praktik GCG.
5. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
  - Banyak perusahaan tidak memiliki tenaga ahli yang memahami dan dapat mengimplementasikan GCG dengan baik. Keterbatasan ini sering kali menghambat upaya perbaikan.
6. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas
  - Rendahnya tingkat transparansi dalam laporan keuangan dan pengambilan keputusan dapat mengurangi kepercayaan pemangku kepentingan. Hal ini mengakibatkan ketidakpastian dan keraguan terhadap manajemen perusahaan.
KESIMPULAN
Rendahnya GCG di Indonesia merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pemahaman tentang GCG, budaya korupsi, ketidakjelasan regulasi, minimnya pengawasan, keterbatasan sumber daya manusia, serta kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Untuk meningkatkan GCG, perlu adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penerapan prinsip-prinsip GCG. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta perusahaan yang lebih bertanggung jawab, transparan, dan berkelanjutan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H