Mohon tunggu...
Riza FatimatuZahro
Riza FatimatuZahro Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

hobi : menulis cita-cita : konten writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menelusuri Sebab Masjid Megah, Namun Sepi Pengunjung: Antara Tantangan kemiskinan dan Peran Generasi Muda

11 Mei 2024   23:01 Diperbarui: 11 Mei 2024   23:04 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menelusuri Sebab Masjid Megah, Namun Sepi Pengunjung: Antara Tantangan Kemiskinan dan Peran Generasi Muda

Oleh: Riza Fatimatu Zahro

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Pada zaman ini, mencari masjid untuk melaksanakan ibadah tidaklah sesulit dahulu. Kemana pun langkah kaki untuk perjalanan ke sebuah daerah, pasti akan mudah untuk menemukan masjid-masjid. Bahkan, Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat dijuluki sebagai kota 1000 masjid. Hal ini, membuktikan jarak masjid antara masjid satu dengan masjid lainnya tidaklah jauh.  Berbeda sekali dengan zaman dahulu, untuk menemukan masjid saja sudah bersyukur. Namun, yang menjadi pertanyanya adalah kenapa banyaknya pembangunan masjid yang megah malah menjadi sepi pengunjung ?

Perlu kita melihat dalil dalam surat At- taubah ayat 18.

" Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."( at -- Taubah : 18 )

Dalam surat at- Taubah diatas dijelaskan bahwa yang pantas memakmurkan masjid adalah orang- orang yang beriman kepada Allah Swt. Perlu kita pahami bahwa, kata ( ) memiliki arti tinggal, umur atau yang disebut dengan masa tinggal atau juga membentuk kata " /'umron" artinya adalah peradaban yang berarti memiliki jumlah yang meningkat.  Dalam realita yang kita tau sekarang ini, banyak orang-orang yang memakmurkan masjid lewat bangunannya saja bukan dilihat dari segi seberapa banyaknya orang yang berkunjung untuk beribadah kepada Allah.

Alasan mengapa masjid sekarang sepi dari pengunjung ?

Pertama, ditinjau dari orang -orang yang menjadi iman di masjid-masjid. Kebanyakan dari masjid-masjid sekarang, seseorang yang menjadi iman di masjid adalah orang yang sudah lanjut usia dengan bacaan yang kurang diminati oleh anak muda. Mungkin karena memiliki suara yang kurang bagus yang tidak memiliki irama. Akan tetapi, kebanyakan anak muda sekarang ketika ditunjuk untuk menjadi seorang iman jarang ada yang menyanggupinya. Lantas, apa yang membuat anak muda sekarang jarang ada yang menjadi iman di masjid. Dalam beperapa kajian, kegunaan masjid memiliki banyak sekali fungsi. 

Namun, Saat ini, peran masjid masih terbatas pada pelaksanaan ritual ibadah, khususnya sholat saja. Padahal, ketika zaman Nabi Muhammad masjid bukan hanya tempat untuk melaksanakan ibadah sholat saja melainkan, menjadi pusat untuk mengambil ilmu, beribadah secara berkelompok, diskusi, dan kegiatan lainnya. Pada surat at- taubah diatas juga diterangkan bahwa masjid memiliki fungsi tidak hanya untuk tempat sholat saja melainkan untuk berzakat juga. Oleh karena itu, banyak sekali anak muda seakarang yang kehilangan akan fungsi masjid.

Kedua, mengenai kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan dampaknya bisa merasuk ke berbagai aspek kehidupan, termasuk kegiatan keagamaan seperti kunjungan ke masjid. Salah satu faktor yang jarang disadari adalah bagaimana status sosial dan ekonomi dari marbot atau pengurus masjid dapat memengaruhi kunjungan pengunjung. 

Marbot masjid kebanyakan berasal dari kalangan yang kurang mampu ditambah sering berperan sebagai penggerak utama dalam menjaga kegiatan keagamaan dan menyambut pengunjung. Namun, ketika mereka sendiri terjebak dalam lingkaran kemiskinan, dampaknya dapat terasa dalam berbagai hal pertama, keterbatasan Sumber Daya, marbot yang hidup dalam kemiskinan mungkin memiliki akses terbatas terhadap sumber daya yang diperlukan untuk memelihara dan memelihara masjid dengan baik. Kurangnya dana bisa mengakibatkan perawatan yang kurang optimal terhadap fasilitas masjid, seperti pencahayaan yang redup atau fasilitas yang tidak terawat dengan baik, sehingga membuat suasana masjid kurang menarik bagi pengunjung. 

Kedua, keterbatasan waktu dan energi, marbot yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasarnya mungkin memiliki waktu dan energi yang terbatas untuk mendukung kegiatan masjid dengan penuh semangat. Mereka mungkin terpaksa mengutamakan mencari nafkah daripada memberikan perhatian penuh terhadap pengelolaan masjid dan kegiatan-kegiatan keagamaan di dalamnya. Ketiga, kurangnya Keahlian, marbot yang kurang mampu juga mungkin memiliki keterbatasan dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola masjid secara efektif. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas penyelenggaraan kegiatan keagamaan, serta pelayanan dan keramahan terhadap pengunjung.

Dengan demikian, kemiskinan dari kalangan marbot bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kesepian masjid oleh pengunjung. Upaya untuk mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan holistik yang mencakup dukungan finansial, pelatihan keterampilan, dan inklusi sosial yang lebih besar bagi mereka yang bertanggung jawab atas pengelolaan masjid. Hanya dengan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua anggota komunitas, termasuk marbot, kita dapat memastikan bahwa masjid tetap menjadi tempat yang ramai oleh pengunjung yang bersemangat untuk mendapatkan kedamaian dan penghayatan spiritual.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun