Berikut hasil wawancara kedua saya bersama Ibu Alimah Yuliati,S.Pd. Kepala Sekolah TK Islam Bakti II Sobokerto yang saya laksanakan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024.
      Sebelum saya memulai wawancara saya mengungkapkan terlebih dahulu tujuan saya melakukan wawancara yaitu dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan penerapan keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/ lingkungan lain. Setelah mengutarakan hal tersebut saya memulai sesi wawancara.
      Pertanyaan pertama adalah "Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? Beliau menjawab bahwa dalam mengidentifikasi kasus-kasus di sekolah saya yang merupakan dilema etika dengan cara mengidentifikasi masalah yang terjadi dan mengumpulkan fakta yang nyata dan relevan. Seperti contoh dilema etika yang pernah saya alami ketika anak didik saya berangkat ke sekolah tetapi ketika sampai di sekolah anak didik saya tidak mau ditinggal oleh Ibunya, padahal disisi lain Ibunya harus berangkat bekerja. Anak didik saya akan menangis jika ditinggal oleh Ibunya, ketika Ibunya menawarkan untuk pulang saja ke rumah, anak didik saya juga tidak mau pulang, anaknya ingin tetap sekolah. Dari kasus tersebutlah saya dapat mengidentifikasi bahwa kasus tersebut merupakan dilema etika, dimana saya dihadapkan oleh dua kepentingan yang sama-sama benar dan sama-sama penting.
      Selanjutnya pertanyaan kedua adalah "Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? Beliau menjawab dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah saya maka cara yang saya lakukan yaitu mengumpulkan informasi, melakukan diskusi dengan tim rekan guru,mempertimbangkan dampak keputusan untuk semua pihak dan mengambil keputusan berdasakan analisis dan fakta yang relevan.
      Berikutnya pertanyaan ketiga adalah "Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Ibu lakukan selama ini? Beliau menjawab langkah-langkah yang saya lakukan adalah mengumpulkan informasi, melakukan identifikasi nilai-nilai yang bertentangan, mempertimbangkan dampak keputusan untuk semua pihak, melakukan diskusi dengan rekan sejawat. mengambil keputusan bedasarkan analisis yang telah dilakukan dan membuat rencana untuk pelaksanaan keputusan yang telah disepakati.
      Pertanyaan keempat adalah "Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab hal-hal yang efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika yang menurut saya adalah dengan melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan dan melakukan komunikasi yang efektif.
      Pertanyaan kelima adalah "Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab tantangan yang selama ini saya alami dalam pengambilan keputusan ketika tidak semua pihak setuju dengan keputusan yang diambil sehingga akan terjadi pro dan kontra atas keputusan yang akan dibuat.
      Pertanyaan keenam adalah "Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Ibu jalankan? Beliau menjawab Saya tidak mempunyai jadwal yang tetap akan tetapi saya akan segera menyelesaikan masalah dengan hati-hati serta membuat rencana yang bersifat flexible sesuai dengan situasi dan urgensi dilema etika yang sedang terjadi.
      Pertanyaan ketujuh adalah "Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?" Beliau menjawab dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika faktor-faktor yang selama ini mempermudah saya yaitu ketika adanya dukungan oleh rekan guru dalam menentukan pengambilan keputusan yang akan diambil dan mendapat dukungan dari mentor yang sudah berpengalaman dalam menyelesaikan masalah kasus dilema etika.
      Pertanyaan terakhir adalah "Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?" Beliau menjawab pembelajaran yang dapat saya ambil dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika yaitu saya banyak belajar bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan serta mempertimbangkan segala aspek sebelum menentukan keputusan yang akan diambil agar berdampak positif kepada semua pihak.
      Demikian hasil wawancara yang telah saya lakukan kepada pemimpin-pemimpin lembaga yang hebat dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan.