Beberapa aktor lama lainnya yang masih konsisten dengan peran lamanya yaitu Dolph Lundgren sebagai Gunnar Jensen dan Randy Couture sebagai Toll Road. Kali ini ada beberapa aktor sebelumnya yang selalu muncul dan kali ini hilang yaitu Terry Crews, Arnold Schwarzenegger dan Jet Li.Â
Dan salah satu bintang tamu unggulannya adalah Andy Garcia berperan sebagai Marsh seorang agen CIA yang menggantikan peran Bruce Willis dan Harrison Ford pada film-film sebelumnya.Â
Disamping itu adalah sebuah kebangggaan bagi Indonesia bahwa Iko Uwais juga mendapat peran penting di film ini sebagai villain yang bernama Suarto Rahmat, seorang penjahat utama di film ini.Â
Disamping itu beberapa aktor dan aktris lainnya di film ini antara lain adalah Tony Jaa (berperan sebagai Decha), Megan Fox (sebagai Gina, anggota Expendables dan mantan pacar Lee), Curtis "50 Cent" Jackson (sebagai Easy Day), Jason Scipio (sebagai Galan) dan Levy Tran (sebagai Lash).Â
Para aktor yang beberapa sudah merupakan aktor papan atas juga terkesan bermain biasa saja dan sepertinya gagal mengembangkan perannya di film ini, salah satu juga yang membuat semakin merosotnya film ini.
Sebagai sebuah film yang diharapkan penuh dengan adegan laga, kadangkala alur cerita menjadi nomor kesekian. Film-film Expendables rata-rata mempunyai cerita yang tidak terlalu menjelimet, termasuk juga pada Expend4bles ini.Â
Inti cerita dari film ini berputar pada tugas yang diberikan kepada Barney Ross dan Lee Christmas untuk menggagalkan upaya penjualan detonator dan bom atom yang akan dilakukan oleh Suarto Rahmat. Dimulai dari upaya menyergap para teroris ini di Libya yang berakhir dengan kegagalan dan kemudian pengejaran terus dilakukan ke sebuah kapal container.Â
Upaya penyergapan teroris ini malah berakhir fatal ketika sebagian besar anggota Expendables beserta Marsh yang memimpin malah berhasil dijebak oleh anak buah Suarto.Â
Harapan terakhir bergantung pada Lee Christmas yang tidak menjadi bagian rombongan tersebut karena sudah dipecat oleh Marsh karena dinilai telah membahayakan misi ketika di Libya.
Adegan laga yang terjadi di kapal ini sayangnya kurang tergarap dengan baik, walau ruang yang dimiliki terasa lebih kecil, tapi sesungguhnya kalau dikreasikan dengan baik pasti dapat menjadi sebuah karya yang baik.Â
Kita masih ingat film Under Siege dimana cerita berkisar pada sebuah kapal perang, kondisinya hampir sama, tetapi adegan di Under Siege bisa terkreasikan dengan sangat baik dan menjadi sebuah film laga yang sangat ikonik di zamannya.