Pagi ketika aku terbangun, aku diam
Siang ketika semua bersuara, aku diam
Sore ketika senja akan berlalu, aku diam
Malam, menutup hari, aku tetap diam
jauh sebelum aku menyadari semua ini, aku menulis perasaanku pada waktu karena kupikir waktu adalah satu-satunya yang bisa menjawab segala kegelisahanku, ternyata tidak, aku tetaplah pria yang putus asa.. kupikir tidak mungkin terus menerus dikelabui waktu, aku ingin menjadi jawaban atas kegelisahan ku sendiri. jadi, biarkan aku mengabaikan waktu dengan menulis, aku mengukir segalanya dengan kebenaran dan membiarkan alam memandangiku dengan kesedihan.Â
biarkan pagi diam, biarkan siang dalam terik panasnya aku berteduh, biarkan sore menghancurkan hati, biarkan malam yang terus mengacuhkanku, aku ingin memulai kembali sebagai aku yang dulu, aku ingin menulis perjalanan kisah ini, karena aku akan bisa jika aku memulai kembali memperbaiki semua ini dengan diri ini yang apa adanya.
Ruang yang berisik, 07 Oktober 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H