Jika kalian berpikir hal diatas sedikit menyita waktu, namun cobalah pikir dampak kedepannya. Smartphone bagi generasi milenial adalah hal yang tak terlepaskan, untuk itu pandangan kedepan akan tujuan dan fungsi penggunaannya harus kita coba tempatkan pada posisi yang tepat.
KAMPANYE ANTI HOAX AJAK MASYARAKAT PERANGI HOAX
Tindakan nyata telah dilakukan pagi (8/1) tadi di kawasan car free day yang berpusat di depan gedung BCA Tower, Jalan MH Thamrin, masyarakat mulai memadati lokasi tersebut saat panggung utama telah berdiri, hentakan musik mulai terdengar dan barisan telah terbentuk, senam pagi siap dimulai sebagai acara awal dari rangkaian acara "Deklarasi Masyarakat Jakarta Anti Hoax" cerdas dan teliti dalam berbagi informasi. Beberapa artis juga terlihat meramaikan acara tersebut, diantaranya Olga Lydia dan Giring Nidji, selain deklarasi, acara tersebut juga akan memutarkan video tentang hoax, games tari-tarian serta lomba foto instagram dengan hastag #JKTTurnBackHoax.
"Banyak informasi hoax yang viral di sosial media kemudian memicu keributan bahkan merembet menjadi kerusuhan fisik. Hal ini bukan saja menghabiskan energi, namun juga berpotensi menggangu keamanan nasional" ujar Septiadi Eko Nugroho selaku ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax. Ternyata acara ini tak hanya dilaksanakan di Jakarta saja, sosialisasi dan deklarasi seperti ini juga dilangsungkan di lima kota lainnya yaitu Surabaya, Semarang, Solo, Wonosobo dan Bandung.
Semakin siang, semakin ramai, jelas CFD memang salah satu cara yang terbilang cukup berhasil mengumpulkan massa untuk berbagi informasi selain mengurangi polusi udara. Pusat lokasi acara deklarasi selain ramai dengan berbagai kegiatan juga ramai dengan para masyarakat yang ikut berpartisipasi menuliskan harapannya pada latar putih yang sengaja dibuat oleh MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) selaku panitia acara, selain itu juga hadir Menteri Komunikasi dan Informatika Bapak Rudiantara yang saat ini memastikan seluruh jajaran kominfo ikut berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang mengoptimalkan konten-konten positif sebagai Goverment Public Relation (GPR) yang merupakan program prioritas untuk memastikan masyarakat mengetahui apa yang dilakukan pemerintah dalam pembangunan.
Basis kerja program tersebut adalah dalam pengelolaan informasi dan komunikasi yang berkelanjutan untuk memperoleh pemahaman dan dukungan publik terhadap berbagai program dan kebijakan pemerintah saat ini.
Sosialisasi seperti ini diharapkan akan terus dilakukan agar masyarakat semakin sadar dan mau terjun dalam memerangi penyebaran berita-berita yang belum tentu benar yang sekarang ini mudah sekali tersebar hanya dengan status sosmed, broadcast massage ataupun gambar-gambar. Semua kalangan bisa menjadi Duta Anti Hoax jika mereka mau, dalam keluarga contohnya, kita bisa memulai perbincangan tentang topik hoax agar semua bagian keluarga mengerti dan paham. Tokoh lintas agama, aparat kepolisian juga turut aktif dalam hal ini, sosialisasi penyebaran bahaya hoax mereka lakukan dengan pendekatan dimasing-masing lingkungan kerjanya, bisa dari mulut ke mulut atau bahkan melalui sosial media agar pengikut/folowers mereka tahu akan informasi tersebut.
Dipublish juga di sini.
Berita bohong hanyalah gejala. Penyakit sesungguhnya adalah kurangnya keinginan mencari bukti, bertanya, dan berpikir kritis - David Kushner
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H