Penyalahgunaan narkoba (napza dan obat-obatan terlarang) merupakan salah satu ancaman terbesar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Narkoba yang mencakup berbagai jenis zat kimia dapat mempengaruhi fisik dan mental penggunanya, bahkan dapat membawa dampak buruk terhadap karier, kehidupan sosial, hingga hubungan keluarga. Penyalahgunaan narkoba terjadi ketika seseorang menggunakan obat-obatan (seperti ganja, sabu-sabu, heroin, dan lain-lain) secara tidak sah atau tidak sesuai dengan petunjuk medis. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti karena masalah pribadi, keingintahuan, atau untuk melarikan diri dari masalah. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memberantasnya, namun narkoba tetap menjadi ancaman yang sulit untuk dihindari. Bukti menyatakan bahwa jumlah narkoba di Indonesia cukup meningkat setiap tahunnya. Selain dipengaruhi berbagai macam faktor, hal ini juga dikarenakan kemudahan dalam mendapatkannya serta harga yang ditawarkan relatif terjangkau.
Masalah ini tidak memandang umur maupun status sosial, mulai dari remaja hingga salah satunya adalah public figure yaitu para selebritas di dunia Entertainment. Maraknya penyebaran dan pemakaian narkoba di dunia Entertainment dan kalangan para selebritas terus saja menjadi jadi. Tak habis-habisnya pemberitaan mengenai pengungkapan penggunaan narkoba di kalangan artis-artis ternama. Selebritas yang berperan sebagai tokoh publik yang menjadi panutan dan contoh bagi para penggemarnya seharusnya menjaga sikap serta memberikan contoh yang baik bagi publik, tetapi masih banyak saja para selebriti yang tidak mencerminkan sikapnya dengan salah satunya menggunakan narkoba, justru dengan melakukan hal itu bisa membawa dampak buruk baginya serta jejak digital yang tidak akan pernah hilang.
Maraknya penggunaan narkoba di dunia Entertainment tidak terjadi begitu saja, melainkan di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
•Faktor Penyebab
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan para selebritas terkadang tidak sehat, dalam beberapa kelompok sosial di dunia Entertainment, penggunaan narkoba sudah dianggap sebagai hal yang biasa, dan dianggap “kudet” jika tidak menggunakan narkoba sebagai gayanya. Sikap hedonisme yang identik dengan pesta-pesta, sehingga memudahkan akses terhadap penggunaan narkoba. Selain itu, pengaruh teman sebaya yang sudah terbiasa menggunakan narkoba dapat memicu artis lain ikut terjerumus.
b.Tekanan Kerja
Banyak pekerja seni, seperti aktor, penyanyi, model, dan artis dituntut untuk terus berkarya. Jika mereka tidak terus berkarya, maka risikonya akan dilupakan oleh publik. Sehingga mereka harus terus bekerja berjam-jam, bahkan di luar batas wajar untuk menyelesaikan tugasnya seperti proyek film, sinetron, atau iklan untuk mempertahankan popularitasnya. Aktivitas tanpa henti dan waktu istirahat yang terbatas membuat mereka mengalami kelemahan ekstrem.. Dalam situasi seperti ini, narkoba sering menjadi pilihan untuk meningkatkan energi atau mengatasi rasa lelah yang berkepanjangan. Selain itu, publik sering kali memandang mereka sebagai figur sempurna. Ekspektasi yang tinggi ini menambah tekanan bagi selebritas yang harus menjaga citra ideal mereka untuk tampil sempurna di depan kamera. Banyak selebritas yang merasa tertekan untuk memenuhi standarnya. Hal ini membuat beberapa dari mereka terjebak dalam narkoba jenis tertentu, seperti obat penekan nafsu makan untuk menjaga bentuk tubuh mereka, atau obat untuk menenangkan diri atau meningkatkan kepercayaan diri.
c.Minimnya Edukasi tentang Bahaya Narkoba
Kurangnya pemahaman tentang dampak negatif dari narkoba merupakan salah satu faktor utama dalam penyalahgunaan narkoba di dunia Entertainment. Mereka sering kali hanya melihat efek positif dari narkoba pada jangka pendek, seperti menghilangkan rasa lelah dan meningkatkan energi. Namun mereka kurang menyadari risiko-risiko serius jika menggunakan narkoba secara berkelanjutan, seperti gangguan kesehatan, kecanduan, bahkan masalah psikologis.
Banyak selebritas terlibat kasus narkoba dari tahun ke tahun dan alasan mereka menggunakan narkoba sangat bervariasi. Mulai dari tekanan pekerjaan, lingkungan sosial, hingga masalah pribadi.