LAPORAN AKSI NYATAÂ
PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SMK PGRI 1 Â SURAKARTA
Oleh : Riyanto, S.Pd
CGP Angkatan 4 SMK PGRI 1 Surakarta
A. Mulai dari Diri
Mengawali kegiatan aksi nyata Penerapan Budaya Positif di SMK PGRI 1 Surakarta, saya terlebih dahulu berusaha untuk memahami tentang 6 hal yang terkait dengan Penerapan Budaya Positif, yaitu:
- Perubahan Paradigma
- Konsep Disiplin Positif
- Keyakinan Kelas
- 5 Kebutuhan Dasar Manusia
- 5 Posisi Kontrol
- Segitiga Restitusi
Secara singkat akan saya sampaikan pemahaman dari 6 hal yang terkait dengan penerapan Budaya Positif.
- Perubahan Paradigma
Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada
pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership,
1991) mengatakan bahwa,
"..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap
atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita,
maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda
melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah
paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu
tentang realitas".
2. Konsep Disiplin Positif
Kebanyakan menghubungkan makna kata Disiplin  dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001.Â
Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin, 'disciplina', yang artinya 'belajar'. Kata 'discipline' juga berasal dari akar kata yang sama dengan 'disciple' atau murid/pengikut. Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat.Â
Disiplin yang dimaksud adalah  disiplin  diri,  yang  memiliki  motivasi  internal.Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
3. Keyakinan Kelas
"Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?" Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk 'keselamatan'. Pertanyaan berikut adalah, "Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat?" Mungkin jawaban Anda adalah "untuk kesehatan dan/atau keselamatan".
Nilai-nilai  keselamatan  atau  kesehatan  inilah  yang  kita  sebut  sebagai  suatu 'keyakinan', yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
4. 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Terlihat melalui diagaram berikut:
5. 5 Posisi Kontrol
6. Segita Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
B. Sosialisasi
Dalam kegiatan sosialisasi ini, saya menyampaikan tentang penerapan Budaya Positif kepada :
- Murid
- Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan
di lingkungan SMK PGRI 1 Surakarta.
- Murid
Saya menyampaikan tentang pentingnya Budaya Positif yang didahului dengan penyampaian tentang filosofi KHD dan profil Pelajar Pancasila, kemudian menyusun keyakinan kelas.
2. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan.
Kegiatan sosialisasi kepada Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan kami kemas dalam sebuah forum diskusi.
C. Kolaborasi
Setelah melalui serangkaian sosialisasi, kemudian saya berkolaborasi dengan Bapak Kepala SMK PGRI 1 Surakarta, bersama dengan seluruh rekan Guru dan Karyawan menyepakati untuk menerapkan Budaya Positif dan menciptakan Lingkungan Positif di SMK PGRI 1 Surakarta dengan menyusun draf keyakinan Sekolah.
D. Implementasi
Untuk mengaktualisasikan semua draf tentang penerapan disiplin positif, lingkungan positif dan keyakinan sekolah, kami segenap keluarga besar SMK PGRI 1 Surakarta bergerak bersama menuju perubahan paradigma yang lebih baik yaitu Merdeka Belajar demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
E. Penutup
Demikian serangkaian kegiatan yang saya lakukan selaku Calon Guru Penggerak Angkatan 4 tahun 2021 dari SMK PGRI 1 Surakarta. Tentunya masih jauh dari kata baik dan benar. Saya menerima dengan hati terbuka berbagai sumbang saran yang membangun demi kemajuan pendidikan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI