Mohon tunggu...
Riyanto Suparno
Riyanto Suparno Mohon Tunggu... Swasta -

Safety Engineer yang hobi menulis dan berdiskusi rriyanto74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ini Manchester United Musim Depan yang Saya Mau!

27 Mei 2016   11:13 Diperbarui: 27 Mei 2016   11:19 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu-satunya kata yang sering saya ucap saat menyaksikan tim favorit saya ini berlaga adalah, Kacauu. Kacauu… Meneer ga bener. Meneer sialan. Tukang PHP. Ga ada daya magis. Ga menghibur. Semua hanya berupa kekecewaan yang tumpah ruwah. Rasanya gamang setiap kali melihat MU akan berlaga. Kurang greget. Njelehi. Yang ada biasanya hanya kecelek. Iki Meneer opo meniran beras?

Semenjak Oppa Fergie pensiun, posisi saya di kantor sebagai pendukung tim juara yang dahsyat berubah drastis. Setiap berangkat ke kantor saya biasanya sudah menyiapkan kata-kata untuk mengatai  kawan-kawan saya yang bukan MU. Saya selalu diatas angin. Saat-saat itu hanya ada kubu MU dan Non-MU. Meskipun saya kerap diejek dan dituduh bisa menang karena wasit memihak, tapi saya bisa berbangga dan menebas mereka dengan sekali sabeten menggunakan berita kemenangan dan piala-piala yang didapatkan oleh MU. Bukti opo maneh? iku nyatane.

Namun benar kata Pepatah sialan yang sudah mengeluarkan doktrin sampah selama ini, hidup kadang dibawah kadang diatas. Sopo sing gawe ungkapan koyok ngene iki?. Sialnya, banyak kejadian dan banyak orang percaya ungkapan pepatah aneh ini. Kenapa meski hidup kadang dibawah kadang diatas. Kenapa ngga diatas terus. Kalo gantian atas bawah bagi suami istri itu perkara lain. Itu perkara enak. Lha kalo perkara nasib dan hidup. Ambok ga usah ditambahi ungkapan beginian, nyatane aja wes pahit.

Para Era-David Moyes, hinaan demi celaan saat saya tiba di kantor mulai terjadi. Asal muasalnya ya dedemit iki. Kehilangan Oppa Fergie buat saya ternyata sangat berpengaruh, utamanya untuk kehidupan ceng-cengan di kantor. Zona nyaman hilang sudah. Pelatih muda Everton yang konon satu Negara dengan Oppa itu hanya kebanyakan PHP. Mungkin dia kurang makan asam dan garam. Kurang pengalaman dan kurang daya magis. Moyes lah yang membuat orang-orang kantor saya paling semangat menunggu saya datang.

Hadeeuhh, kalah ni yeee…

Gimana bro pertandingan semalem?

Bajirut si Moyes ini sungguh. Saya takut sering salah sebut kata Moyes. Bisa diperkarakan. Lagian kan jauh kata Moyes dengan , maaf, kata monyet. 

Dan beribu-ribu kata nyinyir dan ceng-cengan berhasil dan sukses dialamatkan ke saya. Saat itu rasanya ingin menemui Ayu Ting Ting. Saya mau minta saya dicarikan alamat kantor palsu.

Pada awalnya memang terlihat meyakinkan. Moyes mendatangkan Fellaini muridnya di Everton dengan banderol mahal. Juga Juan Mata gelandang kreatif Chelsea yang menyeberang pada detik-detik akhir bursa transfer. Batin saya girang. Wes, niat tenan ini David Moyes. Meski makin jaya.

Harapan hanya harapan. Mimpi hanya mimpi. Manchester United yang sekarang bukanlah lagi yang dulu. Ia sudah berubah. Kalo berubah menjadi bagus tidak masalah, ini berubah jadi jelek. MU mainnya elek. MU jadi seperti Liverpool. Tim semenjana sialan itu. Saya tidak rela.

Kehinaan yang paling berat sebagai pendukung MU di kantor adalah saat MU dipastikan tidak bermain di Liga Champion. Rasanya tertohok sekali. Sudah biasa minum susu setiap malam Kamis saya disuruh minum ampas tahu malam Jumat. Hidup rasanya berada di titik nadir. Berat sekali rasanya menghadapi pagi di kantor. Betapa kejamnya Moyes telah merenggut kebahagiaan saya setiap pagi.

Harapan saya sempat melambung ketika Meneer Belanda mulai menangani MU. Apalagi mendatangkan  seorang Falcao dan Angel Di Maria. Yang disebut terakhir superstar favorit saya semenjak di Benfica. Setidaknya MU bisa finish 4 besar dan saya bisa minum susu lagi di hari rabu malam, malam kamis. Ya, di musim pertamanya meski permainan MU biasa-biasa aja Meneer berhasil mengantar MU masuk Liga Champion. Meski ceng-cengan tetap berlanjut. Beban rasanya tidak sekuat saat-saat Moyes berkuasa. Bisa jadi karena saya kebal dan sudah terlatih di musim sebelumnya untuk dihina dan dicengin.

Berikutnya, Angel Di Maria pergi. Falcao pun demikian. Permainan mereka ga berkembang. Saya jujur cenderung menyalahkan Meneer dibandingkan dua bintang itu. Nyatanya Di Maria makin kece di PSG. Kalau Falcao, saya ga mau komen. Semenjak cedera lutut ia seperti kehilangan lututnya.

Rupanya meneer itu hanya seorang tukang PHP. Alih-alih musim berikutnya juara. Malah bikin saya ga bisa minum susu di rabu malam. Bedebah sekali. Musim yang baru berakhir pahit, pahit bagi saya dan bagi meneer. Ia mendatangkan bocah-bocah mahal yang kurang hot. Sebut saja Memphis Depay. Bukannya kagum saya cenderung mengutuk dan bertanya kapan orang ini akan diganti. Saya makin anti-meniran apalagi setelah melihat dia memasang Young tiga atau dua kali sebagai striker. Sungguh diluar akal bulus saya. Satu-satunya kehebatan dia barangkali berhasil mengorbitkan pemain muda macam Martial, Rashford, Varela, BW Jackson, dan paling kece Fosu Mensah.

Karepmu ke opo meneer??

Syukurlah kalo dia pada akhirnya dipecat. Setidaknya akan ada harapan yang semoga ga PHP. Saya bosan di PHP-in. Saya bosan dicengin. Saya hanya ingin ruh MU yang dibawa Oppa Fergie kembali. Saya ingin diatas. Menguasai keadaan dan klimaks dengan sempurna.

Jadi, ini yang saya mau musim depan!

Pertama, gosip Mourinho menjadi pelatih saya harap benar. Saya ingin menang dan juara. Tak peduli indah atau tidak. Mau Mourinho super defensive dan parkir pesawat seperti tim-tim sebelumnya, tak peduli asal menang. Atletico Madrid pun masuk final liga champion dengan taktik membosankan itu. Tapi peduli amat, Saat ini saya butuh orgasme dibandingkan foreplay yang hot tapi mengecewakan pada menit-menit terakhir. Anti-klimaks di akhir pertempuran. Gagal klimaks. Menyebalkan.

Kedua, beli striker mumpuni dan siap pakai guna mendampingi striker-striker muda macam Lingard, rashford, dan Januzaj. Rooney sepertinya butuh tandem yang senior sehingga beban bisa di sharing. Ibrakadabra dan Benzema akan menjadi pilihan yang pas. Syukur kalo bisa datangkan Neymar atau Messi atau Ronaldo. Ngimpi kali yee.

Ketiga, permainan MU selama ini monoton dan kurang greget. Maka saya ingin MU mendatangkan gelandang kreatif, jago tekel, jago dribel, jago semua. Sosok Luka Modric atau Saul Niguez tampaknya sangat menggoda. Walaupun sangat sulit diwujudkan. Kante barangkali bisa juga. Sesungguhnya gelandang MU melimpah, mereka jago. Namun belum jago sekali dan tidak memiliki daya magis seperti Scholes.

Keempat, bagian belakang bisa mendatangkan amunisi tambahan. Bek-bek muda masih butuh bimbingan. Sosok Varane yang digosipkan ke MU semoga benar. Buang saja Marcos Rojo, kalau saja dia bisa berduel udara dan gol Leicester City itu tidak terjadi, mungkin saya masih minum susu di hari rabu malam. Bedebah kamu Rojo, ikut Van Gaal saja yang membelimu.

Lebih dari itu, saya mau MU juara! Saya mau minum kopi di rabu malam bukannya kamis malam minum ampas tahu. GGMU. Salam cinta dan semangat menyambut musim depan.

Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun