Mohon tunggu...
Riyanto Suparno
Riyanto Suparno Mohon Tunggu... Swasta -

Safety Engineer yang hobi menulis dan berdiskusi rriyanto74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Ahok dan Bir: Salahnya Dimana?

13 April 2016   16:24 Diperbarui: 13 April 2016   16:53 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada enggak orang mati karena minum bir?

Saat Bapak berkata seperti ini, Bapak berkata kepada konstituen Bapak yang mana?, Warga bapak yang mana?. Bukankah dengan berkata seperti ini Bapak sendiri yang membawa-bawa urusan Agama, urusan SARA.

Bukan perkara mati atau tidaknya Pak. Perkara bir ini diharamkan bagi kami, Umat Islam. Bukan juga perkara 4% yang menurut pendukung Bapak minum selusin pun ga bikin Mabok. Satu tetes dan entah berapa persen kandungannya, minuman beralkohol itu haram. Pun hukum Islam masih mempunyai ketentuan lainnya tentang penggunaan alkohol ini.

Sepurane Pak, ini bukan soal Bapak Muslim atau Non-Muslim, tapi soal Bapak adalah Pemimpin kami. Sepantasnya bapak bertenggang rasa kepada kami, Umat Islam, yang diharamkam minum minuman beralkohol.

Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho.

Aduh Pak, susah payah Bapak saya dulu menali jempol kaki saya saat susah kencing, namun obatnya ternyata dengan minum bir lho. Kasihan para Orang Tua yang mengajarkan jangan minum minuman beralkohol. Ealaah, malah Bapak promosikan. Iklan rokok aja dilarang memperlihatkan rokok lho Pak.

Saya takut saja nanti banyak anak muda minum bir dengan alasan pengobatan susah kencing. Alasan medis begitu, kan repot Pak.

Kemarin saya makin resah Pak, Kok bisanya kemarin saya liat bapak berkumpul ria dengan bir tersedia di meja. Malah pendukung Bapak yang bahkan Bapak anggap temen dengan bangga dan sedikit sombong memposting di media sosial. Sudah jelas kalau foto tersebut tidak elok Pak. Tidak elok rasanya Gubernur kami menyuguhkan bir saat rapat diunggah ke media sosial. Kalau tidak diunggah, Bapak minum satu kardus bersama teman Bapak pun. Saya rasa ini tidak jadi soal. Kan pada tidak tahu juga.

Saya menyayangkan sikap Bapak terkait hal ini. Saya awalnya berharap Bapak minta maaf atas dan menyayangkan sikap teman bapak yang tidak elok tersebut. La kok Bapak seakan tidak merasa bersalah dan berkata “Saya juga tau di foto kok. Saya taruh saja, bagus dong, promosi Anker Beer,".

Lebih-lebih Bapak mengundang semua orang kalo mau ngebir silahkan datang ke rumah Bapak. Apakah bapak sungguh-sungguh dengan hal ini?.

Susah payah orang tua kami, Umat Islam, melarang anaknya minum beralkohol. Dengan mudahnya bapak promosi bir dan mengundang siapa saja datang kalau mau. Sekali lagi pak, ini bukan soal Agama semata. Ini tentang perbedaan yang harus dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun