Mohon tunggu...
Riyanto Suparno
Riyanto Suparno Mohon Tunggu... Swasta -

Safety Engineer yang hobi menulis dan berdiskusi rriyanto74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Ahok dan Bir: Salahnya Dimana?

13 April 2016   16:24 Diperbarui: 13 April 2016   16:53 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk Pak Ahok  dan Teman-temannya,

Terus terang saya resah dan gelisah juga saat menulis ini. Namun rasa ingin saya ternyata lebih besar dari ketakutan semisal nantinya Bapak bilang saya sinting, gila, atau bahkan anda tempeleng dan pecat saya. Lebih-lebih hujatan dari para pendukung Bapak . Tapi sudahlah, saya kadung gemes. Gemes ingin menyampaikan unek-unek saya kepada Bapak dan Teman-teman Bapak itu. Btw, apakah bapak mengakui mereka semua sebagai teman? Pernah curhat bareng?, ngopi bareng?, atau pernah bapak minjemi mereka duit saat akhir bulan?.

Tanpa maksud membawa SARA, saya terus terang gemes sekali saat Bapak bilang “Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada enggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho.”  

Heeemmmm, apakah ini alasan kenapa TemanAhok dipelintir banyak orang menjadi TemanMabok. Saya hanya menduga-duga.

Bir salahnya dimana?

Apakah Bapak mengetahui kalau 85% penduduk Negara ini adalah umat Islam?. Jujur saja saya pengagum Bapak, banyak prestasi Bapak. Tak perlulah saya sebutkan.  Teman Ahok sudah sering bilang di media sosial.

Bapak iku Gubernur, representasi sebuah Provinsi besar, Jakarta, yang merepresentasikan Negara Indonesia. Tanpa membawa-bawa Agama, tapi sudah sepantasnya Bapak memahami berapa banyak warga Muslim yang Bapak pimpin. Sebuah keharusan Bapak menghargai perbedaan itu.

Tenggang rasa antar umat beragama Pak. Apakah Bapak sudah melupakan pelajaran PPKN saat SD itu?. Bukankah kita selalu diajarkan agar mematikan radio saat mendengar Adzan. Tidak bermain sepeda di hari Minggu di Gereja meski halamannya luas.

Bukan perkara salah atau benar Pak. Bir memang tidak dilarang oleh Negara kita. Tapi bir dilarang oleh hukum Islam Pak. Dengan jumlah orang Islam sebanyak 85% lebih di Negara ini, apakah elok dan etis Bapak berkata begitu?.

Yah walaupun kalau Bapak menyuruh saya menuntut ke pengadilan terkait hal ini, saya sendiri ngga tau pak. Lebih ke urusan menjaga perasaan Pak. Saya mah apa Pak.

Bagi saya, Bapak kan pemimpin kita semua, bukan pemimpin golongan tertentu. Jadi, Bapak harus tahu kalau Bir itu salahnya dimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun