Mohon tunggu...
Riyanto Rahman
Riyanto Rahman Mohon Tunggu... Entrepreneur -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moeldoko: HKTI Siap Berantas Mafia Pangan

1 Juli 2018   18:34 Diperbarui: 1 Juli 2018   19:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang sangat kaya karena sumber daya alamnya terlengkap di dunia. Indonesia memiliki hutan terluas di dunia. Hal yang paling mungkin adalah potensi pertanian yang akan maju, Pertanian adalah kunci dan masa depan negara dan dunia.

Tanpa petani, unsur pangan akan buntu. Banyak orang anti terhadap pertanian, padahal potensi pangan di Indonesia ditentukan petani. Salah satu masalah yang terus membuat sektor pangan tak pernah berdaulat di negeri ini adalah kuatnya cengkeraman para mafia.

Indonesia sangat mungkin untuk secepatnya bisa berdaulat di sektor pangan alias swasembada pangan. Tetapi memang sektor ini memang mudah dimasuki oleh para mafia yang mempunyai kepentingan pribadi.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko mendukung aparat hukum untuk tegas menindak mafia pangan. Pasalnya ulah mereka, seperti importir nakal yang menyalahgunakan dokumen impor dan penyelundup, sangat merugikan petani.

Moeldoko menyatakan, mafia pangan harus ditindak karena orang-orang seperti itu harus diberi pelajaran. HKTI akan senantiasa mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah, agar praktik mafia pangan ini dapat diatasi.(indopost.id)

Pemerintah saat ini juga sudah bekerja keras menindak mafia pangan. Misalnya sekarang sudah adanya satgas pangan. Kita harus mengapresiasi kepolisian yang mengusut kasus importir nakal.

Sebelumnya, Kepolisian tidak mau main-main dengan mafia pangan. Korps Bhayangkara tersebut memastikan, pencantuman catatan hitam (black list) dan pencabutan izin impor terhadap perusahaan yang diduga terlibat penyelundupan bawang bombai yang menyerupai bawang merah, tidak menghentikan proses pengusutan pidana.

Kepolisian memastikan pengusutan tetap dilakukan ke semua pihak yang ditengarai terlibat penyelundupan 670 ton bawang bombai mini asal India. Tentu karena ada mafia pangan dibalik semua ini untuk itu semoga misteri mafia pangan ini bisa segera tuntas dan diberi efek jera.


Adanya penyelundupan bawang bombai mini tersebut, membuat penjualan bawang merah produksi petani lokal terpuruk. Hal-hal seperti ini yang sangat diharapkan segera diusut agar tidak terjadi kembali. Petani Indonesia perlu mendapatkan hak yang layak agar bisa bertani dan menghasilkan hasil pertanian yang bisa kembali swaswembada pangan.

Melalui HKTI ini, Moeldoko diharapkan bisa mensejahterakan para petani Indonesia dan lebih cekatan membantu pihak kepolisian jika ada mafia pangan yang beraksi segera diusut tuntas. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun