Mohon tunggu...
Riyanto Geographer
Riyanto Geographer Mohon Tunggu... Guru - Guru

Geographer, Motivator and Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PMP di Abad 21: Relevansi dan Strategi Pembelajaran Berbasis Nilai-Nilai Pancasila

25 Oktober 2024   10:02 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mungkin mengingatkan kita pada masa lalu ketika nilai-nilai Pancasila diajarkan secara konvensional di sekolah. Namun, di abad ke-21, PMP memerlukan relevansi baru karena kita menghadapi tantangan global. Apalagi, Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan yang baru, menekankan pentingnya menghidupkan kembali PMP dengan pendekatan yang lebih segar dan sesuai zaman.

Kenapa PMP masih relevan? Apakah PMP benar-benar memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan pendidikan di era informasi saat ini? Bagaimana cara menggunakan pendekatan untuk mengajarkannya dengan cara yang menarik bagi generasi muda yang lebih terbiasa dengan layar ponsel daripada membaca buku cetak? Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana PMP relevan di abad ke-21 dan bagaimana strategi pembelajaran berbasis Pancasila dapat diterapkan di zaman sekarang.

Relevansi PMP di Abad 21 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, juga berfungsi sebagai pondasi dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong-royong, kemanusiaan, dan keadilan, sangat penting di era modern, ketika globalisasi membawa banyak tantangan budaya dan etika.

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi muda menghadapi masalah yang lebih menantang. Pada era digital, dengan media sosial dan informasi instan, orang terpapar banyak informasi yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip lokal dan nasional. Karena itu, PMP harus dididik tidak hanya tentang prinsip-prinsip Pancasila, tetapi juga tentang cara generasi muda dapat menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila sebagai Penjaga Identitas Bangsa

Pancasila menjadi tameng untuk mempertahankan jati diri bangsa di tengah arus informasi dan budaya asing. Tanpa pendidikan yang menekankan nilai-nilai Pancasila, identitas nasional kita bisa terkikis. Abdul Mu'ti menegaskan bahwa generasi muda harus memahami dan menginternalisasi Pancasila sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Ini adalah nilai yang harus ada dalam setiap orang, bukan hanya ditulis.

Tantangan Pendidikan di Abad 21

Revolusi Industri 4.0, yang membawa kita ke era otomatisasi dan digitalisasi, sangat memengaruhi pendidikan di abad ke-21. Oleh karena itu, pola pendidikan juga harus diubah. Saat ini, PMP harus lebih fleksibel dan fleksibel daripada sebelumnya, yang berfokus pada hafalan dan disiplin moral. Menggunakan pembelajaran berbasis teknologi dapat membuat PMP lebih terlibat dan relevan dengan generasi yang "melek teknologi".

Menjaga etika adalah salah satu tantangan besar di era modern. Media sosial telah memungkinkan berbagai jenis konten, baik positif maupun negatif. Dalam situasi seperti ini, PMP harus berperan penting sebagai penuntun moral, membantu siswa menemukan informasi yang berguna, dan sesuai dengan prinsip Pancasila.

Strategi Pembelajaran PMP Berbasis Nilai-Nilai Pancasila

a. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan yang dapat digunakan untuk mengajarkan PMP. Dengan cara ini, siswa dapat langsung menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya kerja sama dalam proyek gotong-royong, tetapi juga belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran 

Teknologi dapat sangat membantu dalam mengajar PMP. Aplikasi, simulasi, dan e-learning dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat mengakses berbagai situasi dalam kehidupan yang memerlukan penerapan prinsip-prinsip Pancasila. Selain itu, teknologi memungkinkan pembelajaran jarak jauh, yang sangat penting di masa mendatang setelah pandemi.
c. Metode Diskusi dan Dialog Kritis

PMP di abad 21 sangat relevan dengan pendekatan pembelajaran yang melibatkan diskusi dan dialog kritis. Siswa dapat belajar berpikir kritis, mendengar sudut pandang orang lain, dan memahami perbedaan pendapat dengan berbicara. Ini sangat penting untuk menghasilkan generasi yang lebih toleran dan ramah.

Menghidupkan Kembali PMP di Sekolah

Untuk menjamin bahwa PMP diajarkan dengan baik, guru harus mendapatkan pelatihan yang sesuai. Sehingga nilai-nilai Pancasila dapat diajarkan dengan cara yang menarik bagi siswa, mereka harus dilengkapi dengan metode pembelajaran yang lebih inventif dan interaktif. Sekolah dan keluarga sama-sama bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan moral. Oleh karena itu, sekolah harus bekerja sama dengan orang tua untuk mengajarkan siswa nilai-nilai Pancasila. Program parenting yang melibatkan orang tua untuk mengajarkan karakter anak mereka di rumah dapat memungkinkan kerja sama ini.
PMP sangat penting di abad ke-21 untuk mempertahankan jati diri Indonesia di tengah arus digital dan globalisasi. PMP dapat menjadi salah satu alat penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas dan berkarakter dengan pendekatan yang lebih dinamis dan berbasis teknologi yang melibatkan semua pihak dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang ditekankan oleh Abdul Mu'ti, revitalisasi PMP harus didasarkan pada prinsip-prinsip utama Pancasila sambil mempertimbangkan tuntutan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun