Desa Kragan, yang terletak di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perkembangan wilayah Jawa Timur secara umum. Desa ini tidak hanya menjadi saksi dari berbagai dinamika sejarah, tetapi juga berkembang seiring dengan perubahan zaman, dari masa kerajaan kuno hingga era digital saat ini.
Masa Kerajaan: Jejak Majapahit dan Kerajaan Islam
Desa Kragan dulunya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar di Nusantara pada abad ke-13 hingga ke-15. Majapahit, yang berpusat di Trowulan, Mojokerto, memiliki pengaruh kuat terhadap wilayah sekitarnya, termasuk daerah Sidoarjo. Bukti-bukti arkeologis yang tersebar di Jawa Timur menunjukkan jejak kebesaran kerajaan ini, meskipun tidak ada catatan spesifik tentang Desa Kragan pada masa itu.
Setelah keruntuhan Majapahit, wilayah Sidoarjo, termasuk Kragan, menjadi bagian dari kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam yang muncul, seperti Kesultanan Demak dan Kesultanan Mataram. Pada masa itu, desa-desa di sekitar Sidoarjo mulai menjadi pusat pengembangan pertanian dan kehidupan pedesaan yang berbasis pada kearifan lokal.
Era Kolonial Belanda: Desa dalam Sistem Tanam Paksa
Pada masa kolonial Belanda, kehidupan di Desa Kragan, seperti banyak desa di Jawa, dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Belanda, terutama sistem tanam paksa. Wilayah ini dimanfaatkan untuk produksi pertanian, yang hasilnya diperdagangkan melalui Surabaya, salah satu pelabuhan terpenting di Jawa Timur. Pembangunan infrastruktur oleh Belanda, seperti jaringan jalan dan rel kereta api, mempercepat integrasi ekonomi antara desa-desa pedalaman dan kota besar.
Kehidupan masyarakat pada masa kolonial tidak lepas dari penderitaan akibat eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Namun, di sisi lain, pengaruh Eropa juga membawa perubahan sosial dan pendidikan. Sebagian kecil masyarakat mulai mendapatkan akses pendidikan formal yang disediakan oleh Belanda.
Perjuangan Kemerdekaan dan Masa Awal Republik
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, Desa Kragan dan wilayah Sidoarjo secara keseluruhan turut aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Banyak pemuda dari desa-desa di Sidoarjo yang bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melawan Belanda yang berusaha kembali menguasai Indonesia. Wilayah ini juga menjadi bagian dari jalur logistik dan tempat persembunyian bagi pejuang kemerdekaan.
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, Desa Kragan dan sekitarnya memasuki fase pembangunan baru. Pemerintah daerah mulai berfokus pada pembangunan infrastruktur dasar, pendidikan, dan pertanian sebagai sektor utama.
Perkembangan Ekonomi dan Modernisasi
Memasuki era 1980-an, Sidoarjo, termasuk Desa Kragan, mulai mengalami percepatan pembangunan. Letaknya yang dekat dengan Surabaya membuat desa ini menjadi daerah strategis dalam pengembangan kawasan industri dan perumahan. Proses urbanisasi mulai terjadi, di mana masyarakat desa yang dulunya sebagian besar bertani, kini beralih profesi menjadi pekerja di sektor industri.
Namun, di tengah arus modernisasi, Desa Kragan tetap mempertahankan identitas pedesaannya. Pertanian masih menjadi sektor penting, meskipun dengan skala yang lebih kecil. Sebagian lahan pertanian diubah menjadi perumahan dan fasilitas publik. Pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, sekolah, dan fasilitas kesehatan, terus dilakukan untuk mendukung kehidupan masyarakat yang semakin modern.
Kragan di Era Digital: Tantangan dan Peluang
Saat ini, Desa Kragan dihadapkan pada berbagai tantangan modern, seperti urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan sosial. Kehadiran teknologi digital, khususnya internet, mulai mengubah cara hidup masyarakat desa. Generasi muda Desa Kragan kini lebih mudah mengakses informasi dan mendapatkan peluang ekonomi melalui media online.
Meski demikian, desa ini juga menghadapi tantangan dalam mempertahankan tradisi dan kearifan lokal di tengah derasnya arus globalisasi. Pemerintah desa bersama masyarakat terus berupaya menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya lokal, termasuk melalui kegiatan seni dan budaya yang masih dipertahankan hingga kini.
Masa Depan Desa Kragan
Desa Kragan memiliki potensi besar untuk terus berkembang, baik sebagai kawasan perumahan bagi warga yang bekerja di kota besar maupun sebagai desa wisata yang menawarkan suasana pedesaan dan kearifan lokal. Pengembangan ekonomi kreatif, seperti industri rumah tangga dan usaha mikro, juga menjadi fokus utama pemerintah desa dalam menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai bagian dari Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Desa Kragan kini memainkan peran penting dalam perkembangan wilayah Sidoarjo yang semakin urban. Dengan dukungan infrastruktur yang semakin baik dan konektivitas dengan pusat-pusat ekonomi, Desa Kragan berpeluang menjadi salah satu desa yang modern tanpa kehilangan jati diri tradisionalnya.
Kesimpulan
Sejarah Desa Kragan menggambarkan bagaimana desa ini telah melalui berbagai fase perkembangan, dari masa kerajaan, kolonial, hingga modernisasi pasca-kemerdekaan. Saat ini, Desa Kragan berdiri di persimpangan antara mempertahankan identitas lokal dan memanfaatkan peluang modernisasi. Dengan potensi yang dimilikinya, Desa Kragan siap menghadapi tantangan masa depan sambil terus menjaga warisan budaya yang ada.
Penulis: [Riyan Sisiawan Putra]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H