Senin, 4 Mei 2020
Saat saya sedang melanjutkan rutinitas scrolling ponsel pintar karena sedang #DiRumahAja. Muncul sebuah konten yang sudah dua minggu ini tidak ada, yaitu The Soleh Solihun Review. Tidak berapa lama saya langsung pindah ke depan laptop dan membuka konten tersebut.
Tidak lupa saya sambungkan ke layar TV dan memakai speaker tambahan. Konten yang menarik yang kali ini menggugah saya untuk sekedar berbagi review saya terhadap album yang dibahas ini.
Beberapa kali ke belakang saya sempat mengetik review tetapi kemudian tidak selesai atau menggantung, namun kali ini kembali karena sudah mati gaya, lebih baik saya alihkan waktu saya untuk berani untuk mengetik review dan kali ini saya tertarik untuk meng-upload-nya di Kompasiana. Mari dimulai.
Saya sependapat, memang butuh puluhan kali mendengarkan album Slanking Forever agar bisa mengerti apa dan bagaimana lagu itu bekerja.
Dibandingkan album #Palalopeyank yang sangat membara dan cenderung lebih mudah diterima, bahkan saat itu Bimbim dalam sebuah wawancara bahkan menyatakan, justru karena Slank berempat, harus saling makin kencang bergandengan tangan menyatukan dan mengejar mimpi bersama.
Jadi seperti macan yang terluka!. Kebetulan referensi pembuatan album tersebut adalah music yang kencang dan berisik. Ini juga selaras dengan yang di-twit-kan oleh Once yang saat itu juga bekerja sama sebagai distributor Jagonya Musik & Sports Indonesia (JMSI) mengatakan album #Palalopeyank ini mempunyai sound yang keren banget. (yaa sambil tetap jualan sih, hehe).
Oke kali ini mulai membahas Slanking Forever. Brijingnya dari Press Con launching albumnya aja deh aja deh yaa mengenai konsep awal album ini.
Peluncuran Album Terbaru Slank Eksklusif Bertandatangan. Bahwa referensinya seperti kata Bimbim adalah Art-Rock, 70s, Genesis, Rush, dll.
Tapi pada akhirnya yang tertuang memang ciri khas Slank, Rock-nya Slank. Seperti pendapat dari Soleh Solihun yang menilai Slank sudah menemukan bentuk musiknya sendiri atau Rock versi Slank (The Soleh Solihun Review: Slanking Forever)
Menurut Kaka, musik Slank sekarang adalah musik yang Ngindonesia. https://youtu.be/PWbEZZYM6KA?t=329 (Maestro Indonesia – RTV). Saya golongan yang setuju dan menikmati music ini. Piss.
Mari mulai me-review saya pribadi mengenai album Slanking Forever. Btw, karena saya menulis ini setelah menonton Review dari Soleh Solihun tadi, jadi basic penulisan saya sekarang adalah based on video review tersebut yaa.. Berikut :
1. Rumahku Itu Kamu
Bagaimana jika point of view-nya digeser. Kata ganti kedua “kamu” digeser menjadi kata ganti Tuhan (-Mu). Menjadi masuk akal bahwa lagu ini juga bernafas religi ala Bimbim.
Belakangan lagu ini dijadikann sebuah Video Clip dari sebuah kumpalan foto digital oleh Josua Alesandro. Keren!.
2. Bercinta di Sorga
Liriknya sangat jelas nuansa kehidupan setelah mati. Konsep yang dibawa Bimbim adalah bahwa kita hidup berpasangan itu tidak sebatas kakek nenek atau sampai mati seperti yang sering kita terima ucapan : Selamat yaa.. Semoga langgeng sampai kakek nenek atau hingga maut memisahkan.
Untuk Slank konsep ini tidak berlaku. Bahwa mereka percaya mereka akan bersama dengan pasangan mereka hingga di Sorga. Untuk lagunya memang seperti kata Abdee di presscon bahwa lagu ini memang mood booster. Musik Slank sungguh terasa. Clip :
Di sini justru menjelaskan Robot Slanking yang menghampiri Slank di Potlot. Bintang videonya adalah 72 bidadari yang dipilih dari seluruh Indonesia. Well, anehnya padahal di liriknya justru “Aku tak butuh 72 bidadari”, hahaha..
Konsep video klipnya seru. Perwakilan daerah membuat video masing-masing yang kemudian disatukan. (Dijelaskan pada interview Denny MR).
3. Jangan Marah
Could’t agree more.. Suara Bimbim sangat cocok untuk awal lagu ini, musik dan liriknya.
Tentang liriknya kembali seperti lagu pertama, bagaimana jika digeser bukan berucap kepada pasangan melainkan kepada orang-orang yang kita sayangi. Akan sangat kuat pesannya jika kita melihat Video Clip-nya. Bagaimana baju yang putih ditumpahi oleh berbagai macam warna emosi.
Dan ini merupakan lagu tema sosial politik di album ini..
Bagaimana keadaan sekarang semuanya serba membalas. Sangat relevan. Jangan marah, jangan balas membalas, kita selesaikan dengan bicara, membalas malah memperuncing masalah.
Side story: Banyak hal yang dikerjakan bekerja sama dengan anak muda. Selain Logo Slanking yang kemudian dihidupkan, clip Jangan Marah yang dijadikan Clip no 2 bekerja sama dengan seniman muda Alipjon, berikut tautannya
4. Ramai Tapi Sepi
Karena review ini berbasic pada review Kang Soleh, jadi ingat pula The Soleh Solihun Interview dengan Bimbim dan Kaka. Di situ juga dijelaskan preferensi awal Slank membuat konsep music: Art-Rock.
Di lagu ini sangat jelas perbedaan/perubahan ketukan drum, tempo, permainan bass Ivanka luas explore, tentu saja juga gitar Ridho. Memang betul butuh berulang kali mendengaran lagu ini untuk bisa mencerna. Lirik? Setuju dengan Kang Soleh, liriknya sangat bagus!. Tema sosial politik memang tidak pernah membosankan jika dibawakan Slank.
5. CCTV Tuhan
Kaget sih Kang Soleh tidak begitu tertarik dengan lagu ini. Hmmm.. Kalo saya pribadi sih, justru ini lagu paling favorit.
Tapi namanya selera yaa masing-masing..
Lirik dalam wawancara Bimbim bersama Denny MR. Dijelaskan di situ, bahwa lirik lagu ini terjadi atas gempuran orang-orang yang "menyerang" Slank.
Ini adalah kegelisahan Bimbim saat itu (2018-an). Tapi bahwa akhirnya kita semua akan tiba di beranda surga nanti diminta pertanggungjawaban masing-masing, Bimbim berharap semoga saat itu datang, bukan lagi gondok-gondokan, marah-marah berbeda pendapat melainkan sudah bisa menertawakan diri sendiri bersama-sama.
Konsep kehidupan. Jika sudah bisa menertawakan diri sendiri itulah yang hakiki.
Musik. Eksperimental seperti Ramai Tapi Sepi. Intro seperti Drug Me Up. Ivanka dan Ridho memanfaatkan untuk eksplor. Powerfull song!. Lirik gelisah dengan musik membara.
6. Rocknrolloka
Jamming, Instrumental.. Enjoy.
7. Sumba Humba
Secara musik, lagi-lagi memang eksplore Art-Rock versi Slank. Liriknya merupakan literally perjalanan Bimbim saat datang Sumba Humba. Urutan waktunya, kejadiannya..
Jadi bisa untuk napak tilas lagu ini. Bisa mempraktekan secara nyata. Hmm tapi sepertinya memang sudah banyak sih yang menawarkan Rute Wisata sesuai dengan alur kejadian lagu ini.
SUMBA, I will be there.. someday!.
8. Solo Balapan
Pelampiasan Ridho Hafiedz. No caption needed. Hehe.
9. So Goodbye
Pelurunya Slank, catchy untuk menarik first time listener. Dan memang menjadi lagu pertama yang dibuat video clip-nya. Yang main slide di sini bukan Abdee melainkkan Ridho. Cocok. Lagu patah hati. Suara bimbim dan Kaka beriringan/gantian nyanyi tapi gak jomplang.
Tautan: Om Kaka dan gebetannya. Hahaha..
Om Kaka masih belum apal kunci gitarnya hehe.. PR-nya adalah saat Live, masih belum ketemu aja formatnya, soalnya Bimbim maju main gitar dan tanpa suara drum.
Ups, jadi melebar bahas video clip, bukannya fokus ke Albumnya aja hahaha..
10. Oh Memi
Lagu tongkrongable. Tapi setuju sih banyakin lagu kayak gini lagi. Simpel secara lirik dan nada.
Mungkin rumusnya Kang Soleh bisa dibuktikan, bahwa kalo Bimbim dan Kaka bertukar pikiran dan dijadikan lirik secara bersama-sama akan menghasikan hal yang megah lainnya.
Side review:
Cover album: Dibuat oleh anak muda dengan konsep dari Bimbim. Kalo saya rangkum dari berbagai wawancara, Bimbim menjelaskan bahwa robot ini yang bernama Slanking, berasal dari “Dunia Lain”. Ini menurut saya sangat religius atau berpikiran terbuka bahwa bisa saja di luar angkasa sana juga ada kehidupan, bisa jadi lebih modern atau bahkan sebaliknya.
Kita ingat, logo Slank Gak Ada Matinya, album 20 atau kalo kita nonton konsernya di GBK saat itu, betapa besar kepakan sayap panggung.
Logo di situ dibuat mempunyai sayap burung yang melambangkan Slank masih bisa terbang lebih tinggi lagi. Juga memiliki mata yang merepresentasikan bahwa Slank juga mempuyai mata yang tetap dipakai untuk melihat bahkan lebih luas lagi karena terbang lebih tinggi.
Logo Slanking Forever ini mungkin adalah upgrage-nya. Bukan sekedar burung yang terbang di Langit Bumi. Robot Slanking ini bisa jadi menjelah selain Langit Bumi. Lebih luas.
Yaa memang kalo favorit memang logo album Restart Hati, seksi dan berkelas. Btw, soal merchandise..
Slank sebetulnya Indie loh.. Cuma udah terlanjur gede dan mainstream.
Sekian review saya based on review Soleh Solihun tentang album Slanking Forever. Sehat terus dan terus berkarya bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H