Mohon tunggu...
RIYANO DWI SAPUTRA
RIYANO DWI SAPUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian yang memiliki minat terhadap dunia transportasi, bisnis dan supply chain

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku: Salah Satu Upaya Peningkatan Daya Saing bagi UMKM

3 Agustus 2024   08:08 Diperbarui: 5 Agustus 2024   07:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Bahan baku merupakan komponen yang menyusun suatu produk. Biaya pembelian bahan baku mewakili 40% hingga 80% biaya produk. Selain itu, bahan baku memberikan pengaruh besar terhadap kualitas produk. Oleh sebab itu, kemampuan supplier bahan baku dalam memenuhi aspek-aspek tersebut sangat dipertimbangkan bagi sebuah industri, baik industri skala kecil maupun besar. Kemampuan supplier dalam memenuhi permintaan bahan baku juga menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan bagi sebuah industri, karena menyangkut ketersediaan bahan baku yang dapat mempengaruhi jadwal produksi. 

Keterlambatan bahan baku dapat mengakibatkan industri mengalami kekurangan bahan baku yang dapat menghambat jalannya proses produksi. Sedangkan apabila supplier mengirimkan bahan baku terlalu cepat dari jadwal atau jumlah pengiriman yang melebihi permintaan dapat mengakibatkan overstock, sehingga berpengaruh terhadap biaya penyimpanan dan penurunan mutu bahan baku. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengukur kinerja setiap supplier bahan bakunya secara berkala untuk memastikan perusahaan dapat bekerja sama dengan supplier yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.

Sering kali UMKM tidak mengetahui bagaimana kinerja supplier bahan bakunya secara pasti dan akurat, sehingga dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan, seperti kualitas produk yang menurun, peningkatan biaya penyimpanan, hingga keterlambatan dalam memenuhi permintaan konsumen karena adanya hambatan dalam proses produk yang disebabkan keterlambatan persediaan bahan baku. Hal tersebut dapat mengurangi daya saing UMKM tersebut di pasar.

Dalam melakukan evaluasi kinerja supplier bahan baku, perusahaan perlu menetapkan key performance indicator (KPI) sebagai dasar pengukuran. KPI yang digunakan dalam evaluasi kinerja supplier sebaiknya dapat memenuhi segala aspek yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Terdapat kerangka kerja yang dapat digunakan sebagai KPI dalam evaluasi kinerja supplier bahan baku, salah satunya adalah QCDFR. Kerangka kerja QCDFR telah mencakup aspek yang telah mewakili kebutuhan operasional perusahaan, seperti quality, cost, delivery, flexibility, dan responsiveness. Perusahaan dapat melakukan evaluasi kinerja supplier bahan baku dengan memberikan skala penilaian terhadap setiap supplier berdasarkan aspek-aspek tersebut sebagai kriteria penilaian. Namun, perusahan terlebih dahulu perlu menentukan kriteria mana yang menjadi prioritas dan memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja perusahaan dengan memberikan bobot terhadap masing-masing kriteria. Selanjutnya setiap bobot kriteria dikalikan dengan hasil penilaian kinerja masing-masing supplier.

Untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif, evaluasi kinerja supplier bahan baku dapat dilakukan dengan menggabungkan metode fuzzy-analytical hieraerchy process (FAHP) dengan visekriterijumsko kompromisno rangiranje (VIKOR). FAHP merupakan metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam menentukan bobot tingkat kepentingan kriteria. Sedangkan penilaian kinerja dapat dilakukan dengan metode VIKOR. Metode VIKOR digunakan untuk menentukan nilai indeks kinerja dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang saling bertentangan, sehingga memberikan hasil yang lebih objektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun