Mohon tunggu...
Riyan Kristanto
Riyan Kristanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stabn Sriwijaya

Hobby saya adalah travelling ke tempat-tempat yang belum pernah saya jumpai serta menyukai seni dan budaya dalam negeri ataupun luar negeri say saya juga menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan yang membuat saya merasa senang...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary Rindu: Catatan Seorang Pemuda yang Tersesat di Kenangan

16 November 2023   19:04 Diperbarui: 16 November 2023   19:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*"Diary Rindu: Catatan Seorang Pemuda yang Tersesat di Kenangan"*

Hari-hari Adam di kota kecil itu berjalan seperti halnya kota-kota lainnya, monotoni dan tak berkesan. Namun, sebuah hadiah kecil dari sang nenek mengubah hidupnya secara tiba-tiba: sebuku diary dengan kulit krem yang usang. Neneknya berkata, "Diary ini adalah tempat magis di mana kau bisa menangkap sejumput kehidupanmu setiap hari."

Maka dimulailah catatan hidup Adam di dalam buku tipis itu. Awalnya, hanya catatan-catatan sehari-hari biasa tentang cuaca dan aktivitas. Namun, seiring waktu, setiap hal kecil yang terjadi di sekitarnya mulai terdokumentasi dengan indah di dalam halaman-halaman diary itu.

Di antara lekukan-lekukan halaman, Adam menemukan dirinya merenungi kenangan masa kecilnya. Dia menulis tentang aroma roti panggang dari dapur ibunya, tawa gemas adik perempuannya, dan senyum hangat sang ayah saat pulang kerja. Diarynya menjadi portal ke masa lalu, mengantarkannya pada dunia yang penuh cahaya dan kebahagiaan.

Namun, tak semua catatan di dalam diary itu ceria. Ada pula halaman yang dicatat dengan tangisan dan keraguan. Adam menuliskan tentang kehilangan dan rasa sakit, tentang pertemanan yang pudar, dan cinta yang pergi begitu saja. Diarynya menjadi teman setianya, sebuah tempat di mana setiap emosi yang terpendam dapat dinyatakan.

Suatu hari, Adam menemukan kunci tua di lemari neneknya. Kunci itu membuka lapisan lain dalam diarynya. Dia menemukan halaman kosong yang menantinya untuk diisi. Adam memutuskan untuk menjelajah setiap halaman dengan imajinasinya. Dia menciptakan dunia baru di dalam diarynya, di mana dia dapat menjadi pahlawan dalam cerita-cerita yang dia tulis.

Seiring waktu, diary itu menjadi saksi setiap tahap kehidupan Adam, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Melalui hiasan kata dan gambar, Adam menemukan makna sejati dari hidupnya. Diary itu bukan hanya sekedar buku catatan, melainkan kumpulan kenangan, emosi, dan impian yang melekat pada setiap halaman.

Pada akhirnya, diary itu bukan hanya menjadi warisan dari neneknya; itu adalah bagian dari dirinya sendiri. Ketika Adam membuka halaman-halaman yang telah terisi penuh warna, dia menyadari bahwa hidupnya sebenarnya adalah sebuah kisah yang tak terlupakan yang terukir dalam setiap halaman di dalam diary itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun