Aku persembahkan segelas khamar kepada-Mu yang maha besarÂ
Syair ini bentuk penyesalan Bahkan ungkapan dari ketidakwarasan
Tegukan pertama untuk marahÂ
Tegukan kedua untuk patah
Tegukan ketiga untuk pasrah
Tegukan terakhir untuk berserah
Ruang kepala penuh tanya
Mengapa perjalanan ini begitu sengsara
Bahkan aku tak menemui bentuk yang samaÂ
Kepada ciptaan-Mu yang lainnya
Di ujung gelas dan mabuk terakhirÂ
Aku menangis dan aku tertawaÂ
Aku pendosa yang banyak meminta
Untuk dapat mengetuk pintu syurga..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H