Mohon tunggu...
Riyandi Joshua
Riyandi Joshua Mohon Tunggu... Auditor - a monochromepreneur

Seorang auditor merangkap naratulis paruh waktu pada pelbagai media penulisan. Mengabadikan objek dalam goresan pensil, memutar sendi rubik, dan memetik beberapa lagu merupakan kegiatan sampingannya. Mulai menyukai dunia fotografi dengan konsep monokrom dan ingin dikenal sebagai "Monochromepreneur". Menaruh karya komersil di etalase toko buku merupakan impian sampingan yang tengah diusahakannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Kala Itu

26 November 2020   10:18 Diperbarui: 26 November 2020   10:27 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan Kala Itu (sumber: monochromepreneur.journoportfolio.com)

"Tok, tok, tok," detak sang rintik mengetuk permukaan jendela.
Bulirnya menelisik masuk lewat isak para tuna-asmara.
Mereka merasa tenang tatkala hujan mulai menggenang.
Meskipun masih harus mengenang kenang yang berlinang.

Bagi mereka, hujan selalu punya dimensi bagi orang-orang yang tengah depresi.
Membuka ruang imaji bagi para patah hati.
Menjadi ruang hampa tempat membuang nestapa.

Adalah hujan, yang mampu menjebak kita dalam sebuah perbincangan.
Derasnya kala itu, mempertemukan mata kita dalam satu garis lurus.
Udara dingin yang merangkulmu cemburu dengan hangatnya obrolan kita.

Jujur saja, Aku harap saat itu hujan terus merintik selamanya.
Pun aku harap dinginnya malam dapat membekukan waktu.

Telingaku ingin lebih banyak dilalui oleh padatnya lalu lintas ceritamu.
Memoriku ingin lebih banyak menyimpan keluh kesahmu.
Juga mataku, ingin berlama-lama bertamu di matamu.

Tatkala rinai hujan telah usai, kita berpisah dengan sebuah lambai dan hati yang mengandai-andai.

Tidak.
Bukan kita.

Hanya aku saja.

Semoga kita punya perasaan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun