Mohon tunggu...
Riyan Bachtiar
Riyan Bachtiar Mohon Tunggu... Bankir - Freelance Writer

Life is sucks, but in another way, life is so beautiful.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Rusia-Ukraina, Bagaimana Sikap Masyarakat Indonesia?

12 April 2022   22:38 Diperbarui: 12 April 2022   22:48 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : indotrends-pikiran rakyat

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama memiliki sentimen terhadap barat, hal ini menjadi faktor yang paling mendukung mengapa banyak dari masyarakat kita cenderung lebih pro terhadap Rusia. menurut peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur di Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Radityo Dharmaputra kecenderungan masyarakat kita, setelah masa perang melawan terorisme, perang Irak, masyarakat lebih anti-Amerika dan anti-Barat.

"Kalau begitu narasi jadi mudah sekali dibuat, 'oh ini anti-Barat jadi kita harus dukung Rusia'. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di banyak negara China, India, di Malaysia juga berpandangan seperti itu," lanjutnya.

Menurutnya, kecenderungan masyarakat Indonesia yang menyukai pemimpin kuat dan tegas juga mengambil peran dalam perspektif dukungannya kepada Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan salah satu tokoh yang dikagumi di Indonesia. Gaya kepemipinannya yang nasionalis dan berwibawa mampu memikat masyarakat Indonesia, hal itu berbeda dengan gaya kepemimpinan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang merupakan mantan komedian dan dianggap kurang memiliki karisma seperti Vladimir Putin.

Selain itu, faktor keagamaan serta standar ganda dunia Barat juga menjadi faktor mengapa mayoritas masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih pro terhadap Rusia, Radit menerangkan sentimen ini juga didasari kekecewaan terhadap negara barat yang cenderung membiarkan konflik Israel dan Palestina, dan tidak menyikapi Israel dengan tegas selayaknya bersikap kepada Rusia.

Perang Menimbulkan Penderitaan

Fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia tentang bagaimana menyikapi konflik ini tentu memiliki dasar yang kuat, akan tetapi yang patut diingat, apapun alasannya, perang hanya membawa penderitaan, korban jiwa yang tidak besalah terus berjatuhan di kedua belah pihak, kerugian secara materil tentu juga sangatlah besar, kedua negara memiliki alasan masing-masing atas setiap tindakannya, akan tetapi diatas itu semua, kemanusiaan tetap yang harus diutamakan. 

Tidak pernah ada peperangan yang berakhir indah, seperti kata pepatah mengatakan "Menang jadi abu kalah jadi arang".

Semoga Rusia dan Ukraina segera damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun