Di era global ini, sampah sudah menjadi permasalahan yang umum dan kompleks, masalah sampah ini terus meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia permasalahan terkait dengan sampah ini sudah sangat lmemprihatinkan. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, Indonesia menjadi salah satu negara kontributor utama sampah di tingkat global (Nadeak et al., 2022). Kesadaran Masyarakat dalam menciptakan lingkungan bersih masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di tempat-tempat umum. Masalah sampah ini dapat berdampak negatif sehingga menyebabkan kerusakan alam dan memicu terjadinya bencana alam seperti banjir. Permasalahan sampah sangat terkait dengan gaya hidup dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh penduduk itu sendiri (Sahil et al., 2016).
Sampah dapat dampak serius terhadap kesehatan manusia dan ekosistem di sekitarnya (Sulistiyorini,Darwis, & S., 2015). Sampah menjadi salah satu faktor penghancur kualitas lingkungan (Amalia Yunia Rahmawati, 2020). Di Kota Mataram, khususnya di Kecamatan Bertais yang daerahnya dekat dengan terminal bus yang memungkinkan banyaknya orang yang melintas. Akibatnya hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya masalah kebersihan terutama sampah yang dapat menjadi permasalahan lingkungan. Sumber sampah ini bisa berasal dari pemukiman penduduk, tempat umum, sektor perdagangan, fasilitas pelayanan publik yang dimiliki pemerintah, industri, dan sektor pertanian (Sujarwo, 2014).
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar dari pendidikan formal di Indonesia. Sehingga secara tidak langsung pada jenjang ini terjadi pembentukan karakter anak-anak di Indonesia. Sekolah yang merupakan institusi pendidikan memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan, khusunya permasalahan sampah. SDN 39 Cakra Negara yang merupakan sekolah yang berlokasi di Kecamatan Bertais juga turut berkontribusi dalam menghasilkan sampah.
Oleh sebab itu, SDN 39 Cakra Negara menerapkan upaya nyata untuk mengatasi permasalahan sampah dengan cara menerapkan pemilahan sampah di sumbernya. Pemilahan sampah ini adalah langkah pertama yang di ambil dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan memilah sampah, para peserta didik dapat memisahkan sampah yang dapat diolah menjadi kompos atau organik dan sampah yang dapat didaur ulang atau anorganik. Hal ini dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), menghemat sumber daya alam dan mencegah pencemaran terhadap lingkungan. Tidak adanya penanganan dan peningkatan volume sampah yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah (Indartik et al., 2018).
Pemerintah juga tidak tinggal diam terkait dengan permasalahan ini, dengan diadakannya program Kampus Mengajar 7 di SDN 39 Cakra Negara diharapkan dapat membantu, membimbing dan berkolaborasi dengan guru hingga peserta didik dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan menghimbau peserta didik agar tidak membuang sampah sembarangan. Pengadaan tempat sampah ini merupakan wujud implementasi dari pemilahan sampah. Dengan kata lain, target dari pengadaan tempat sampah ini adalah untuk mengurangi penumpukan sampah di satu tempat.
Oleh karena itu, SDN 39 Cakra Negara mengambil langkah proaktif dengan mengadakan tempat sampah organik dan anorganik di lingkungan sekolah. Pengadaan tempat sampah ini merupakan wujud nyata komitmen pihak sekolah dan tim Kampus Mengajar 7 dalam menerapkan pemilahan sampah dan membangun lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.
Hasil observasi yang telah dilaksanakan sebelumnya mengungkapkan bahwa kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya membuang sampah pada tempat yang semestinya dan masih minimya tempat sampah di area-area sekolah. Oleh karena itu, tim Kampus Mengajar 7 mengusulkan untuk menyediakan lebih banyak tempat sampah dan merancang penempatan yang lebih baik yang mudah di lihat , supaya peserta didik lebih tertarik dan sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempat yang sesuai jenisnya.
Pada awal bulan Mei tahun 2024, tim Kampus Mengajar 7 SDN 39 Cakra Negara menyediakan 2 pasang tempat sampah organik dan anorganik. Tempat sampah ini ditempatkan
di berbagai lokasi yang strategis dan mudah di jangkau oleh siswa contohnya di depan ruang kelas. Pelaksanaan program ini mencakup tahapan pengadaan tempat sampah. Proses pengadaan tempat sampah dimulai dengan pembelian 4 buah ember plastik besar dan kayu sebagai kerangka, yang kemudian menempatkan dua buah ember dalam satu kerangka kayu, dan di beri label tempat sampah organik dan anorganik.
Tempat sampah organik berwarna hijau diberi label “Sampah Organik” dan tempat sampah anorganik berwarna kuning diberi label “Sampah Anorganik” untuk memudahkan siswa dalam mengidentifikasi. Setelah pengadaan tempat sampah, tim Kampus Mengajar 7, para guru dan peserta didik aktif melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pemilihan sampah kepada seluruh warga sekolah. Kegiatan sosialisai dan edukasi dilakukan melalui berbagai cara seperti pemberian materi tentang jenis-jenis sampah dan pentingnya pemilihan sampah di lingkungan sekolah.
Upaya-upaya sosialisasi dan edukasi menunjukkan hasil yang positif. Kesadaran dan partisipasi peserta didik, guru, dan staf sekolah akan pentingnya memilah sampah mengalami peningkatan secara signifikan. Sosialisasi dan edukasi merupakan upaya yang efektif untuk meningkatkan keikutsertaan peserta didik dalam memilah dan mengolah sampah (Musfirah, 2017). Hal ini di tandai dengan berkurangnya volume sampah yang dibuang ke tempat sampah umum dan meningkatnya volume sampah organik dan anorganik yang dikumpulkan ke tempat sampah yang disediakan.
Adapun pihak-pihak yang ikut berkontribusi terhadap keberhasilan program penyediaan tempat sampah ini yaitu seluruh warga sekolah yang meliputi dukungan dari kepala sekolah, kerjasama yang baik antara tim Kampus Mengajar 7, para guru, dan peserta didik di lingkungan sekolah. Selain itu, program penyediaan tempat sampah ini memberikan dampak positif terhadap berbagai aspek, seperti meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah, meningkatkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, mendorong kebiasaan memilah sampah sejak dini pada peserta didik, hingga memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Pendekatan perilaku hidup sehat dapat dilakukan sejak usia dini dan dapat memberikan pengalaman perilaku hidup sehat dan bersih sejak dini (Amri & Widyantoro, 2017).
Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik di SDN 39 Cakra Negara merupakan Langkah dan Upaya yang nyata dan efektif dalam mewujudkan sekolah yang bersih, sehat,
nyaman, dan ramah lingkungan. Program penyediaan tempat sampah organik dan anorganik serta sosialisasi pemilahan sampah ini telah menunjukkan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya kesadaran dan keikutsertaan peserta didik, guru dan staf sekolah dalam memilah sampah. Dampak positif dari program ini tidak hanya dirasakan pada kebersihan lingkungan sekolah, tetapi juga pada aspek lain seperti kesehatan, edukasi, dan pelestarian lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H