Mohon tunggu...
Slamet Riyadi
Slamet Riyadi Mohon Tunggu... -

JKW-JK, 2 orang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blunder Amien Rais Soal Khittah NU

22 Mei 2014   16:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi, Amien Rais membuat blunder yang fatal! Selasa lalu (20/5), AR membuat pernyataan "NU Menyimpang Jika Dukung Jokowi-JK". Dalam pernyataannya itu, AR menegaskan PKB menyimpang dari khittah apabila mendukung Jokowi-JK, karena Mahfud MD dan Rhoma Irama telah bergabung ke kubu Prabowo. Alasan yang tidak masuk akal menghubungkan kedua tokoh tersebut dengan khittah NU.

Selain itu, AR juga tidak bisa menempatkan dirinya sebagai sosok di luar NU yang mencampuri urusan rumah tangga NU. Khittah NU tidaklah pantas untuk diperlakukan secara gegabah sebagai jargon politik. Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj sekalipun tidak mau gegabah dengan menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Dia lebih memilih dukungannya tersebut bersifat pribadi, karena menyadari PBNU akan selalu mendukung PKB (Kiai Said: Keputusan Muktamar NU di Lirboyo Belum Berubah, PBNU Tetap Dukung PKB")

Lebih jauh, tindakan AR dapat mengungkit "luka lama" warga NU terkait perlakuannya yang tidak pantas kepada Gus Dur.  Antipati terhadap AR dibuktikan dengan gagalnya poros tengah jilid II. Mengingat sebagian besar konstituen partai Islam adalah warga NU, dapat disimpulkan bahwa AR belum bisa diterima oleh kalangan NU.

Penolakan NU tidak hanya dialamatkan kepada AR. Hatta Rajasa, Ketum dari partai binaan AR juga mendapatkan penolakan serupa. Terkait pilihan Prabowo kepada HR sebagai cawapresnya, berikut reaksi partai Islam anggota koalisi Prabowo:

1. "PKS Yakin Duet Prabowo-Hatta Sulit Diterima Massa NU" (Detik, 16/05)

2. "Bukan Kader NU, PPP Tolak Hatta Rajasa" (tempo, 19/5)

Meskipun kini, PPP dan PKS telah menerima keputusan Prabowo, namun deal-deal politik dengan elite partai diyakini sulit untuk dapat mencairkan kembali persepsi warga NU terhadap HR. Persepsi yang dibentuk oleh elite partai islam itu sendiri.

Beberapa pengamat mengamini dengan menyatakan "Pilih Hatta, Prabowo Sulit Dapatkan Suara NU" (tempo, 14/5).

Sementara di kubu Jokowi, terdapat JK yang diusung sebagai cawapres. Haji Kalla, ayahanda JK adalah tokoh pendiri NU di Sulawesi Selatan yang kharismanya terpancar hingga kini. JK yang meneruskan tradisi ayahnya juga mendapatkan tempat yang terhormat di kalangan NU. AR yang telah melecehkan JK tentunya tidak bisa diterima begitu saja oleh warga NU.

Blunder yang dilakukan AR akan semakin menyulitkan langkah Mahfud MD yang ditunjuk sebagai ketua timses Prabowo-HR. Ucapan AR berpotensi menguak kembali sentimen Muhammadiyah-NU. Sentiman yang memotivasi warga NU untuk tidak mendukung AR dan HR yang berasal dari Muhammadiyah.

Said Aqil lebih bijak dalam menyikapi potensi konflik ini. Sebaliknya, AR dengan gegabah menyerang NU sampai ke wilayah yang paling sensitif (khittah). Akibatnya, bisa dipastikan langkah Prabowo akan semakin terseok-seok menarik suara NU.

".....gitu aja kok repot"

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun